Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Bawang Tinggi, Pedagang di Cianjur Gigit Jari

Kompas.com - 05/04/2019, 14:27 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Khairina

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com - Sepekan terakhir, harga komoditas bawang merah dan putih di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat melonjak drastis.

Pantauan di Pasar Muka dan Pasar Induk Pasirhayam, Jumat (5/4/2019) siang, kenaikan mencapai 100 persen bahkan lebih dari harga normal.

Jika per kilogram untuk bawang merah pedagang biasa menjual seharga Rp 20.000, kini naik jadi Rp 45.000 bahkan untuk bawang merah dengan kualitas super bisa mencapai Rp 50.000.

Seorang  pedagang sayuran di Pasar Muka, Dedi Supriadi (50) menuturkan, naiknya harga bawang dan sejumlah komoditas lainnya memicu penurunan omset. Dalam sehari pembeli bisa dihitung jari.

"Sudah sepekan naiknya. Penjualan jadi turun.  Kalau biasanya per 24 jam bisa dapat Rp6 juta sekarang paling Rp2 juta. Paling kentara (tidak laku) bawang merah dan putih, sayuran lainnya juga ikut naik, seperti tomat, dari harga normal Rp 6 ribu sekarang sudah Rp15 ribu per kilogramnya,” tutur Dedi kepada Kompas.com, Jumat (5/4/2019).

Baca juga: 20 Ton Bawang Merah Selundupan dari Malaysia Dihibahkan Pada Masyarakat

Dedi mengaku tidak tahu persis penyebab kenaikan harga bawang tersebut, namun harga jual di tingkat distributor pun memang telah naik cukup drastis.

“Saya biasa belanja tiga hari sekali ke Pasar Caringin Bandung. Biasanya kalau belanja Rp3 juta saya bisa dapat 3 kuintal .Sekarang cuma sanggup beli 50 kilogram saja, itu pun harganya cukup mahal sekitar Rp 1,7 juta,” tuturnya.

Selain itu, informasi yang didapat dari distributor, pasokan bawang merah dari wilayah Brebes, Jawa Tengah terlambat dan pasokannya berkurang.

“Malah katanya di tingkat petani (di Brebes) harganya sekarang sudah mencapai Rp 25 ribu per kilogram dari harga normal yang biasa dijual petani sekitar Rp 7 ribu,” sebutnya.

Senada, pedagang sayuran lainnya, Nurhasanah (41) menyebutkan, setelah bawang merah naik kemudian diikuti kenaikan bawang putih di kisaran Rp 30.000 dari harga normal Rp 18.000 per kilogramnya.

“Sejak naik yang beli sepi. Mereka memilih menunggu sampai harga normal lagi. Kalaupun ada yang beli, jarang-jarang itu pun tak lebih dari sekilo,” ujar pedagang Pasar Induk Pasirhayam itu.

Baca juga: Petani Diimbau Jadikan Bawang Putih Hasil Panen Sebagai Bibit agar Tak Impor

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Cianjur Yana Kamaludin membenarkan adanya kenaikan untuk harga bawang merah dan bawang putih. 

Ia bahkan menyebut lonjakan harga saat ini sudah di atas normal sehingga perlu langkah-langkah strategis untuk menanggulanginya, seperti dengan menggelar operasi pasar.

“Laporan dari para kepala pasar saat ini khusus bawang merah harganya sudah menembus Rp 40 ribu per kilogram. Ini sudah melebihi 100 persen dari harga sebelumnya sehingga kita akan segera berkordinasi dengan Bulog SubDivre III Cianjur (menggelar operasi pasar),” tuturnya saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon selulernya, Jumat (05/04/2019).

Yana menyebutkan, gejolak harga komoditas saat ini terutama bawang merah dipicu kondisi cuaca yang ekstrem di wilayah pemasok yakni Brebes, Jawa Tengah.

“Curah hujan tinggi sehingga banyak yang rusak. Tentunya berimbas pada pasokan termasuk kuantitasnya sehingga harga menjadi melonjak tinggi,” ujarnya.

Selain itu, permintaan yang cukup tinggi semakin memicu kenaikan harga.

“Semoga dalam beberapa pekan ke depan bisa kembali normal harganya. Kalau tetap tentu harus segera dilakukan langkah nyata (operasi pasar),” katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com