Setelah tinggal di Yogyakarta, tak hanya melukis dirinya juga menekuni seni peran, beberapa film dan iklan.
"Saya mungkin akan menetap di Jogja, meski punya rumah di Semarang. Kalau punya rejeki beli tanah dan membangun rumah," katanya.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bantul, Yasmuri mengatakan, peristiwa di Dusun Karet menjadi pembelajaran bersama. Pihaknya pun akan segera berkoordinasi dengan FKUB ditingkat kecamatan, agar peraturan serupa tidak ada.
Selama ini kerukunan umat beragama di Bantul terjalin dengan baik. Permasalahan di Dusun Karet merupakan perbedaan persepsi dari kesepakatan masyarakat yang tertuang dalam aturan.
Baca juga: 5 Fakta di Balik Perusakan Nisan di Magelang, Waspadai Isu SARA hingga Polisi Terus Buru Pelaku
Kesepakatan warga tersebut tidak rinci sehingga multitafsir sehingga menyebabkan salah persepsi. Setelah dikonfirmasi, menyadari semuanya kesepakatan itu memang perlu dibuat secara rinci.
"Satu kelompok atau dusun boleh saja membuat tata tertib, kesepakatan boleh. Tetapi tidak boleh melanggar aturan diatasnya," ucapnya.
Yasmuri mengatakan, pihaknya sudah sejak lama merajut perbedaan yang ada di Bantul. Salah satunya membuat Forum Pemuda Lintas Agama yang ada di Bantul.
Mereka diajarkan sejak muda mengenal mengenai perbedaan, sehingga bisa menularkan sikap toleransi antar umat beragama.
"Harapannya dari tangan pemuda itu, Bantul kedepan akan semakin baik hubungan masyarakatnya," ujarnya.
Baca juga: Pemotongan Nisan Salib di Kotagede Yogyakarta, Sultan HB X Minta Maaf
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.