Sebanyak 26 siswa yang mengikuti UNBK. Pelaksanaan UNBK dibagi menjadi dua sesi. Setiap sesinya diikuti 13 siswa. Sesi pertama dilalukan pukul 07.30-09.30 WIB, sesi kedua jam 10.00-12.00 WIB.
"Kami punya 18 komputer. 13 (komputer) dioperasikan, yang lima buat cadangan. Untuk server ada dua satu dipakai, satu untuk cadangan," ujar Subardi.
Persiapan jika listrik param sekolah menyewa genset. Genset tersebut ditempatkan diseberang sungai.
"Kami sebetulnya sempat punya genset. Tapi setelah terendam banjir itu mesinnya kena lumpur, jadinya rusak. Alhamdulillah sejauh ini tidak ada kendala," ujarnya.
Baca juga: Tak Punya Komputer, SMA NTT Numpang UNBK di Sekolah Lain
Menurut Subardi, pembangunan sekolah dilakukan di atas tanah wakaf. Sebelumnya, kegiatan belajar mengajar siswa di sekolah itu numpang di SD Imogiri. Setelah ada wakaf dari masyarakat pindah. Gedung dibangun 2004.
Untuk mengantisipasi banjir ke depan, pihak sekolah akan memindahkan sejumlah ruangan penting di bangunan lantai dua, seperti kantor guru, administrasi, laboratorium, serta perpustakaan.
"Karakter Sungai Celeng jika hujan deras meluap, sudah dua kali kami dilanda banjir. Pertama akhir tahun 2017 lalu, pas badai cempaka, kedua kemarin itu," katanya.
Baca juga: Rumah Hilang Diterjang Tsunami, Pelajar Ini Tetap Semangat Ikuti UNBK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.