Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Banjir Susulan, Korban Bencana Jayapura Takut Pulang ke Rumah

Kompas.com - 02/04/2019, 15:54 WIB
Dhias Suwandi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Tumpukan material hasil dari longsor yang terjadi di punggung Pegunungan Cyclop pada 20 Maret 2019, masih menyisakan ancaman banjir bandang susulan bagi masyarakat yang ada di Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.

Warga setempat disebut masih khawatir untuk kembali ke tempat tinggal mereka.

"Kami masih kawatir ada banjir susulan. Sampai sekarang, kami belum berani masuk rumah. Di rumah masih banyak material lumpur," kata Aman Hasibuan, warga BTN Sosial, Kelurahan Henekombe, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, dihubungi Kompas.com, Senin (2/4/2019).

Baca juga: Atasi Banjir Sentani, Pemerintah Bangun Sabo Dam

BTN Sosial, termasuk tempat yang berada di lereng Gunung Cyclop dan saat bencana banjir bandang pada 16 Maret 2019, menjadi daerah pertama yang dilalui arus air yang keluar dari jalur sungai.

Hingga kini, bila hujan turun di Sentani, arus air yang berwarna cokelat akan turun dengan kecepatan cukup tinggi di jalanan BTN Sosial menuju Jalan Raya Abepura-Sentani.

Menanggapi rencana relokasi yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo, Aman Hasibuan mengaku tidak bersedia karena menurut dia itu bukan solusi bagi warga di BTN Sosial.

"Tidak mau relokasi dan belum tentu tempatnya aman. Yang harus direlokasi itu yang tinggal di kaki-kaki Gunung Cyclop. Sekarang yang lebih penting adalah aliran air harus segera dialihkan ke sungai," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo yang mengunjungi korban banjir bandang Sentani yang ada di Posko Pengungsian GOR Toware pada Senin siang (1/4/2019), menyatakan para korban harus direlokasi karena tempatnya sudah tidak aman.

Baca juga: Warga Terdampak Banjir Bandang Sentani Bakal Direlokasi

Mengenai lokasinya, Presiden menyerahkan hal tersebut kepada pemerintah daerah dan pemerintah pusat yang akan membangunkan rumahnya.

Sebagai informasi, jumlah pengungsi di GOR Toware mencapai 550 jiwa dan mereka adalah sebagian dari total sekitar 7.000 jiwa yang terdampak bencana banjir bandang yang terjadi pada 16 Maret 2019.

Sementara, dari hasil rekapitulasi hitung cepat kerusakan dan kerugian infrastruktur akibat banjir bandang Kabupaten Jayapura mencapai Rp 506,425 miliar.

Kompas TV Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melakukan pertemuan dengan ratusan warga korban banjir bandang di Sungai Kemiri, Papua, Senin (1/4). Dalam pertemuan itu, para korban banjir berharap agar pemerintah menyediakan rumah hunian sementara karena hingga saat ini warga masih berada di lokasi pengungsian. Tak hanya itu, Kementerian PUPR juga akan melakukan normalisasi Sungai Kemiri untuk mencegah terjadinya banjir bandang lagi. #BanjirSentani #BanjirJayapura #BencanaPapua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com