Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur NTT Ingin Kembangkan Miras dari Kelor

Kompas.com - 01/04/2019, 21:21 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Khairina

Tim Redaksi


KUPANG, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, berkeinginan mengembangkan minuman keras (miras) berbahan dasar kelor.

Keinginan Viktor itu disampaikan kepada sejumlah wartawan usai menyaksikan penandatangan MoU antara Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Fredrik Lukas Benu, dengan distributor Miras Sophia di Ruangan Rapat Gubernur NTT, Senin (1/4/2019).

Saat ini, lanjut Viktor, para ahli yang berasal dari akademisi Undana Kupang, terus menerus melakukan penelitian terkait kelor untuk dijadikan miras.

"Yang pastinya bukan kopi kelor karena itu salah. Yang benar itu teh kelor dan kue kelor. Kami akan dorong terus termasuk sopi (minuman keras tradisional di NTT) kelor,"sebut Viktor.

Baca juga: Gubernur NTT Ingin Larang Sampo dan Sabun dari Luar jika Produk Lokal Berbahan Kelor Banyak Diproduksi

Saat ini, kata Viktor, pihaknya sedang mencoba membuat sopi kelor.

"Jadi semua minuman beralkohol NTT, termasuk dari kelor, nanti namanya Sophia 1, Sophia 2 dan seterusnya,"ujar Viktor.

Untuk diketahui, Sophia akan diproduksi melalui kerjasama antara salah satu unit usaha di Badan Layanan Umum (BLU) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, dengan salah satu perusahaan lokal di NTT.

Kepastian peluncuran Sophia itu diawali dengan penandatangan MoU antara Rektor Undana Kupang Fredrik Lukas Benu, dengan distributor miras Sophia di Ruangan Rapat Gubernur NTT, Senin (1/4/2019).

Penandatangan MoU itu disaksikan langsung oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi.

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, Sophia ini diharapkan akan menyaingi miras cap tikus dari Manado, Sulawesi Utara.

Menurut Viktor, untuk meluncurkan miras sophia ini, pemerintah membangun kerjasama dengan Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang untuk melakukan penelitian dan pengkajian terkait minuman yang akan diluncurkan itu.

Viktor menyebut, miras khas NTT itu dihasilkan dari pohon aren dan enau yang selama ini sudah dijual masyarakat atau usaha kecil mikro menengah yang akan diambil untuk diolah lagi menjadi Sophia.

"Minuman seperti moke, sopi, dan arak yang dijual masyarakat akan dibeli pemerintah dan diolah lagi menjadi Sophia," ujar dia.

"Kadar alkohol minuman sophia ini sekitar 45 persen, dan pada tahap pertama akan diproduksi sebanyak 12 ribu botol,"sambungnya.

Baca juga: Gubernur NTT Ingin Miras Sophia Dijual Rp 1 Juta Per Botol

Viktor memastikan, miras Sophia akan diluncurkan pada Juni 2019 mendatang.

Viktor mengatakan, saat ini telah dikembangkan tiga jenis minuman Sophia. Dua jenis sudah siap untuk produksi, sedangkan satu jenis lainnya masih dalam pengembangan agar bisa setara dengan dua jenis lainnya.

"Saya sudah coba tiga jenis sopi yang dibuat oleh Undana. Dua rasanya enak dan beda dengan sake dari Jepang,"ujar dia.

Rencananya Sophia ini, akan dipasarkan hingga luar negeri seperti di Timor Leste dan Australia.

Terkait penggunaan miras itu kata Viktor, akan diatur tata niaganya untuk memenuhi standar aturan yang berlaku, mulai dari standar alkohol, tempat penjualan hingga usia pengguna alkohol itu sendiri.

"Tata niaganya yang kami atur. Mulai dari tata caranya, produksinya, standar alkohol, tempat penjualan hingga usia pengguna. Kita ingin miras lokal asal NTT juga mempunyai tempat," kata Viktor. 

Kompas TV Sejumlah Aparatur Sipil Negara dihukum mengenakan rompi oranye saat upacara bendera di halaman kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur Senin pagi. Sejumlah aturan yang dilanggar oleh para ASN ini di antaranya melanggar aturan jam kantor dan tidak disiplin dalam melaksanakan tugas ketika dikonfirmasi terkait penerapan aturan ini Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat menyatakan peraturan ini dilakukan untuk menegakkan disiplin organisasi pemerintahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com