SURABAYA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo Sandi, Priyo Budi Santoso menyayangkan pernyataan capres Joko Widodo yang mengumbar informasi kekuatan militer RI di hadapan publik saat debat capres keempat akhir pekan lalu.
"Harusnya informasi kekuatan militer hanya dimiliki panglima tertinggi dan panglima militer karena itu menyangkut informasi rahasia kekuatan negara," kata Priyo di Surabaya, Senin (1/4/2019).
Dia berharap, apa yang diucapkan Jokowi bisa dimaklumi dan tidak menjadi blunder dan justru mengancam keamanan negara.
"Ini kan sudah terlanjur, semoga tidak membawa efek. Pak Presiden lain kali harus hati-hati," jelasnya.
Baca juga: KPU Batalkan Keikutsertaan Partai Berkarya di 2 Kabupaten, Ini Kata Priyo Budi
Dalam debat yang digelar di Hotel Shangrila Jakarta, Sabtu (30/3/2019) malam, kedua capres membahas tentang anggaran pertahanan negara.
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo mengakui anggaran pertahanan tidak terlalu besar.
Namun, menurut Jokowi, kekuatan sistem pertahanan dapat dibangun tanpa harus membelanjakan alat utama sistem persenjataan ( alutsista).
Menurut Jokowi, masalah minimnya anggaran dapat disiasati dengan investasi di bidang alutsista.
Menurut Jokowi, anggaran di Kementerian Pertahanan bisa digunakan untuk membangun industri alutsista. Misalnya, Tank Harimau yang diproduksi Indonesia. Kemudian, seperti produksi Kapal Selam Ardedali yang diciptakan atas hasil kerja sama Indonesia dengan negara lain.
Sementara itu, Prabowo menyebut, anggaran untuk pertahanan dan keamanan hanya 5 persen dari APBN dan 0,8 persen dari GDP. Sementara di Singapura, anggaran pertahanannya 30 persen dari APBN dan 3 persen dari GDP.
Padahal, menurut Prabowo, pertahanan dan keamanan adalah hal yang penting. Kebijakan pemerintah dalam hal ini harus dikaji kembali.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.