Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKSDA Gorontalo Sayangkan Penangkapan Buaya dengan Ditombak

Kompas.com - 01/04/2019, 16:32 WIB
Rosyid A Azhar ,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com - Penangkapan buaya muara yang memiliki panjang 4 meter di perairan Kecamatan Randangan, Kabupaten Pohuwato, menimbulkan keprihatinan.

Sebab, Weni, nelayan yang menangkap buaya ini, melakukannya dengan kekerasan dengan cara menombak buaya tersebut. Akibatnya, buaya ini mengalami luka serius di tubuhnya.

“Kami telah memanggil Weni untuk diberi pengarahan,” kata Sjamsuddin Hadju, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi II Gorontalo, Senin (1/4/2019).

Baca juga: Warga Tangkap Buaya 4 Meter di Perairan Randangan Pohuwato

Kepada Weni, Sjamsuddin Hadju menegaskan bahwa BKSDA tidak bangga dengan penangkapan buaya yang dilakukan Weni.

Karena, buaya tersebut tidak mengganggu manusia, malah manusia yang telah mengganggu habitat buaya.

“Mengapa Weni harus menombak dan menangkap buaya?” kata Sjamsuddin, menyayangkan perbuatan Weni yang telah melukai satwa ini.

Penangkapan buaya muara ini dipastikan memutus perkembangbiakannya, karena masyarakat sudah menolak pelepasliarannya di lokasi penangkapan.

Padahal, wilayah perairan Randangan adalah habitat buaya muara. Buaya ini kemudian dibawa ke kantor BKSDA Gorontalo yang jaraknya cukup jauh.

Baca juga: Warga Seram Barat Tangkap Seekor Buaya Sepanjang 3 Meter

“Sejak dulu Sungai Mootilango, Randangan dan Cagar Alam Tanjung Panjang adalah habitat buaya muara. Bahkan, pada tahun 2017, ada laporan dari lapangan ditemukan anakan buaya muara di hutan mangrove Cagar Alam Tanjung Panjang di Desa Patuhu,” kata Rahman Dako, seorang penggiat lingkungan.

Pada Sabtu (30/3/2019) dini hari, beberapa nelayan melihat buaya di perairan Randangan yang kemudian memberi tahu kepada Weni, nelayan warga Desa Mootilango, Kecamatan Duhiadaa.

Bersama anak dan keponakannya, Weni kemudian memburu buaya ini dan menangkapnya dengan cara ditombak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com