Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makam Baharuddin yang Tewas usai Makan 3 Durian Dibongkar untuk Diselidiki Lagi

Kompas.com - 30/03/2019, 16:16 WIB
Junaedi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MAJENE, KOMPAS.com – Petugas Polsek Bungoro, Pankep dan Tim DVI Polda Sulsel membongkar kuburan Baharuddin, seorang mandor bangunan di Majene, Sulawesi Barat, yang tewas usai memakan tiga buah durian.

Pembongkaran makam itu dilakukan karena orangtua korban curiga anaknya mati secara tidak wajar.

Ibu korban, Nurjannah, mengatakan pihaknya menemukan tanda-tanda tak wajar di tubuh anaknya. Antara lain luka memar di punggung, leher patah, dubur mengeluarkan kotoran serta di kemaluan ditemukan cairan sperma.

Orangtua korban meminta polisi agar mengusut penyebab pasti kematian anaknya.

“Sebagai orangtua saya berharap penyebaba pasti kematian anak saya bisa dibongkar polisi,” kata Nurjannah saat ditemuia di lokasi pembongkaran kuburan anaknya, Jumat (29/3/2019) kemarin.

Kuasa hukum keluarga korban, Hasfaruddin SH menyatakan, sejumlah tanda mencurigakan tersebut ditemukan saat keluarga memandikan korban. Pihak keluarga meminta Hasfaruddin mendampingi mereka untuk melapor ke Polsek Bungoro, Pangkep.

Baca juga: Kronologi Pria di Minahasa Tewas Setelah Makan Durian dan Minum Kopi

 

Akhirnya kuburan korban yang telah dikebumikan pada 3 Januari 2019 lalu itu dibongkar ulang demi kepentingan otopsi.

“Setelah melaporkan, alhamdulillah direpons polisi. Akhirnya jenazah korban diotopsi petugas,” jelas Hasfaruddin.

Dilarang lihat jenazah

Selain dari tanda tak wajar di tubuh korban, orangtua juga menyimpan kecurigaan lain. Pertama, Nurjannah sempat meminta paman korban, Heryanto agar korban dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi, tetapi ditolak dengan alasan tidak penting karena korban sudah meninggal dunia.

Selain itu, Nurjannah juga dilarang oleh Heryanto untuk melihat langsung kondisi tubuh anaknya sebelum dipulangkan ke kampung halaman di Majene. Alasannya, jenazah korban nanti diantar langsung oleh Heryanto ke rumah duka di Majene, Sulbar.

Kejanggalan lainnya adalah saat jenazah korban tiba, Heryanto langsung pulang tanpa memberikan keterangan apa pun terkait masalah dan kronologi kematian anaknya.

“Ada beberapa alasan kecurigaan yang menguatkan alasan ibu korban melaporkan kembali kasus ini ke polisi agar anaknya diotopsi untuk memastikan penyebab kematiannya,” jelas Hasfaruddin.

Kanit Resrkrim Polsek Bungoro, Pangkep Sulsel, Iptu Masmedi SH mengatakan, sebelum meninggal, Baharuddin diketahui baru saja pulang dari Pulau Kapoposan, mengerjakan proyek bangunan.

Saat tiba di Pangkep, korban sempat membayarkan gaji para tukang dan buruh, pada Selasa 1/1/2018. Rencananya, korban hendak pulang kampung ke Dusun Batu Taku, Desa Onang, Kecamatan Sendana, Majene, Sulawesi Barat untuk liburan tahun baru bersama ibu dan adik-adiknya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com