KOMPAS.com - Berita tentang 7 nama kandidat menteri di untuk calon presiden 02 Prabowo Subianto jika terpilih menjadi Presiden menjadi trending di Kompas.com.
Hal itu disampaikan Prabowo saat berkampanye di Lapangan Sidolig, Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/3/2019).
Sementara itu, berita kronologi penangkapan dua pelaku pembunuhan calon pendeta di Palembang juga menjadi sorotan.
Polisi mengungkap motif pelaku membunuh korban karena urusan asmara antara Nang (20) dengan korban, MZ (24).
Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebutkan sejumlah nama yang dinilainya layak menjadi calon menteri di kabinetnya jika terpilih pada Pilpres 2019.
Nama-nama tersebut adalah:
1. Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
2. Presiden PKS Sohibul Iman
3. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan
4. Mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan
5. Sekjen PAN Eddy Soeparno
6. Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan
7. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal
Dalam kesempatan itu, Prabowo berjanji akan meminta kepada seluruh jajaran kabinetnya untuk menandatangani pakta Integritas untuk tidak melakukan korupsi dan memperkaya diri sendiri.
"Saudara-saudara, begitu mendapatkan mandat, saya akan bekerja dengan keras, ini tim saya sebagian sedang bekerja dimana-mana. Pak Sandiaga sedang kampanye, Pak Amien Rais sedang kampanye juga. Saya akan minta mereka semua tanda tangan kontrak tidak akan mencari keuntungan pribadi selama menjabat," tutur Prabowo
Baca berita selengkapnya: 7 Nama yang Dinilai Prabowo Layak Jadi Calon Menteri di Kabinetnya
Nang (20), salah satu tersangka pembunuhan calon pendeta MZ (24) di Kabupten OKI, Sumatera Selatan, mengaku memendam rasa cinta dengan korban sejak delapan bulan bekerja di perkebunan sawit.
Selama bekerja, ia selalu melihat korban keluar menuju pasar. Namun, satu pekan sebelum kejadian, pelaku sempat tersinggung dengan ucapan korban sehingga memicunya nekat untuk membunuh korban.
"Saya dikatain jelek. Saya memang suka, tapi takut ngomong," kata Nang yang terduduk di kursi roda di Mapolda Sumatera Selatan, Jumat (29/3/2019).