Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Remaja 14 Tahun Order Fiktif 185 Kali | Pemerkosaan dan Pembunuhan Calon Pendeta di Sumsel

Kompas.com - 28/03/2019, 09:11 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Berita seorang remaja berusia 14 tahun asal Desa Cemani, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, yang memesan order fiktif Grab-Food dan Go-Food sebanyak 185 kali menjadi viral.

Orangtua FAF panik saat puluhan driver ojek online mendatangi rumahnya untuk meminta pertanggungjawaban anaknya.

Selain itu, berita tentang kasus pembunuhan seorang perempuan yang merupakan calon pendeta di Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel), juga menyita perhatian pembaca di Kompas.com.

Polisi saat ini masih memburu dua pelaku yang membunuh calon pendeta tersebut. 

Baca berita populer Nusantara secara lengkap:

1. Remaja14 Tahun order Go-Food dan Grab-Food fiktif sebanyak 185 kali

Ilustrasi media sosialViewApart Ilustrasi media sosial

Orangtua FAF, MF (59) mengatakan, rumahnya didatangi puluhan driver sekitar pukul 21.00 WIB. Para driver yang datang menanyakan keberadaan FAF.

"Saya baru tahu driver ojek online datang ke rumah terkait persoalan order Go-Food fiktif yang dilakukan oleh FAF," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (26/3/2019).

Dari pengakuan FAF, dirinya melakukan order fiktif dengan memesan makanan melalui ojek online sebanyak 185 kali.

Setelah didatangi dan dimediasi sejumlah tokoh masyarakat dan polisi, kasus tersebut dapat diselesaikan secara kekeluargaan.

Baca berita selengkapnya: Bocah di Sukoharjo Lakukan Order Go-Food dan Grab-Food Fiktif hingga 185 Kali

2. Penyelundupan 41 ekor komodo

Salah satu anak Komodo yang berhasil diselamatkan dari jaringan penjual Satwa LiarKOMPAS.com/ACHMAD FAIZAL Salah satu anak Komodo yang berhasil diselamatkan dari jaringan penjual Satwa Liar

Ditreskrimsus Polda Jawa Timur mengungkap jaringan perdagangan satwa liar yang menyelundupkan 41 komodo ke luar negeri.

"Yang jelas dikirim ke tiga negara di wilayah Asia Tenggara melalui Singapura," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Timur Kombes Akhmad Yusep Gunawan kepada wartawan, Rabu (27/3/2019).

Yusep mengatakan, pihaknya telah mengamankan lima bayi komodo di Surabaya dari operasional jaringan tersebut.

"Perdagangan komodo ini lingkupnya internasional, satu komodo bisa dijual dengan harga Rp 500 juta," katanya.

Menurut Yusep, komodo-komodo tersebut diambil dari Pulau Flores dan sudah melalui beberapa tangan dalam penjualannya dengan harga yang berbeda pula.

Baca berita selengkapnya: 41 Komodo Diselundupkan ke Luar Negeri, 1 Ekor Dijual Rp 500 Juta

3. Calon pendeta diperkosa dan dibunuh dua pelaku di kebun sawit

IlustrasiTHINKSTOCK Ilustrasi

Setelah dilakukan visum luar di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, tim Laboratorium Forensik Polda Sumatera Selatan mendapatkan bukti berupa sperma yang diduga milik para pelaku pemerkosaan serta pembunuhan terhadap calon pendeta berinisial MZ (24).

Hal itu diungkapkan langsung oleh Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Rabu (27/3/2019).

Supriadi mengatakan, korban diduga tewas setelah dicekik oleh pelaku. Selain itu, terdapat luka memar di sekitar leher korban yang menyebabkan MZ tak bisa bernapas.

"Ada bercak sperma di tubuh korban, diduga itu milik pelaku," kata Supriadi.

Baca berita selengkapnya: Hasil Visum, Ada Bercak Sperma Pelaku Ditubuh Calon Pendeta yang Tewas Dibunuh

4. Kampanye calon presiden nomor urut 02 Prabowo di Bali dan NTB

Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) menyampaikan orasi politiknya dalam kampanye terbuka di lapangan Kompyang Sujana, Denpasar, Selasa (26/3/2019). Dalam kampanye yang dihadiri ribuan simpatisan tersebut, Prabowo Subianto berjanji akan membuat perubahan lebih baik bagi rakyat Indonesia, lebih sejahtera, pengentasan kemiskinan dan perbaikan ekonomi.ANTARA FOTO/NYOMAN BUDHIANA Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (kiri) menyampaikan orasi politiknya dalam kampanye terbuka di lapangan Kompyang Sujana, Denpasar, Selasa (26/3/2019). Dalam kampanye yang dihadiri ribuan simpatisan tersebut, Prabowo Subianto berjanji akan membuat perubahan lebih baik bagi rakyat Indonesia, lebih sejahtera, pengentasan kemiskinan dan perbaikan ekonomi.

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyapa para pendukungnya di Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB) di hari ketiga kampanye.

Prabowo sempat menegur para pendukungnya di Denpasar yang menjelek-jelakkan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi).

Sementara itu, Prabowo mengapresiasi sejumlah pendukung yang membawa spanduk dari karung beras.

"Tolong kepada semua pendukung saya, jangan menyerang pribadi seseorang," ujar Prabowo seperti dikutip dari siaran pers tim media center Prabowo-Sandiaga.

Baca berita selengkapnya: 6 Fakta Kampanye Prabowo di Bali dan NTB, Tegur Pendukungnya yang Hina Jokowi hingga Target Menang 90 Persen

5. Relawan Prabowo Subianto mendukung Jokowi

Ketua Harian MPD Gerakan Relawan Pandu Garuda (GRPG) Syawali RisyadKOMPAS.COM/RAJA UMAR Ketua Harian MPD Gerakan Relawan Pandu Garuda (GRPG) Syawali Risyad

Gerakan Relawan Pandu Garuda (GRPG) Aceh membenarkan ada sejumlah anggotanya yang berasal dari Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya beralih dukungan kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf.

Dalam sebuah acara deklarasi, mereka membuka baju safari putih dan baret merah relawan Prabowo–Sandi dan menggantikannya dengan kaus Jokowi-Ma'ruf.

“Betul ada yang beralih dukungan, tapi jumlahnya hanya sekitar 15 orang dan itu berasal dari Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya,” kata Ketua Harian MPD Gerakan Relawan Pandu Garuda (GRPG) Syawali Risyad kepada Kompas.com saat dikonfirmasi, Selasa (26/3/2019).

Baca berita selengkapnya: Copot Baju dan Baret, Relawan Prabowo-Sandi Beralih Dukung Jokowi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com