Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[BERITA POPULER] Pemesan Grab Food dan Go-Food Fiktif 185 Kali Ketahuan | Maskapai Diultimatum Turunkan Harga Tiket Pesawat

Kompas.com - 28/03/2019, 05:00 WIB
Ana Shofiana Syatiri

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Berikut berita populer Kompas.com pada Kamis (28/3/2019) pagi ini.

1. Pemesan Grab Food dan Go-Food Fiktif 185 Kali Ketahuan

Seorang remaja berinisial FAF (14) melakukan aksi yang merugikan pengendara ojek online karena melakukan pemesanan makanan fiktif. Bahkan, FAF melakukannya hingga 185 kali selama tiga pekan.

FAF memesan makanan dengan memberikan alamat yang bukan rumah atau tempat dia berada kepada pengendara ojek online. 

Berdasarkan laporan dari Kepolisian Grogol, Sukoharjo, FAF baru ketahuan melakukan aksinya saat memesan makanan untuk diantar ke alamat Maryanto (60) di Dukuh Turi RT 002 RW 007 Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

"Pada Minggu (24/3/2019) pukul 20.00 WIB, korban H Maryanto dapat kiriman makanan dari Grab berupa makanan nasi ayam Popeye (restoran ayam goreng) sebanyak 20 dus," ujar Kapolsek Grogol, Sukoharjo, AKP Didik Noertjahjo saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/3/2019).

Baca selengkapnya di sini.

2. Fadli Zon: Jokowi Merasa Difitnah, padahal yang Banyak Terzalimi Prabowo

Pasangan calon presiden nomor urut 1, Joko Widodo beserta pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno berjabat tangan setelah debat pilpres pertama di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019). Tema debat pilpres pertama yaitu mengangkat isu Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pasangan calon presiden nomor urut 1, Joko Widodo beserta pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno berjabat tangan setelah debat pilpres pertama di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019). Tema debat pilpres pertama yaitu mengangkat isu Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto lebih banyak difitnah daripada capres nomor urut 01 Joko Widodo.

"Saya kira masyarakat sudah sadar bahwa tuduhan-tuduhan itulah yang saya kira, Pak Jokowi merasa dia yang difitnah, padahal yang lebih banyak difitnah, yang lebih banyak dituduh adalah Pak Prabowo," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3/2019).

Pernyataan itu tiba-tiba dia lontarkan ketika ditanya soal persiapan debat keempat yang salah satunya mengangkat tema ideologi.

Baca selengkapnya di sini.

3. Survei Alvara: Jokowi-Ma'ruf 53,9 Persen, Prabowo-Sandi 34,7 Persen

Founder dan CEO Alvara Research Center Hasanudin Ali, saat memaparkan hasil survei di Hotel Oria, Jakarta, Minggu (26/8/2018)Kompas.com/YOGA SUKMANA Founder dan CEO Alvara Research Center Hasanudin Ali, saat memaparkan hasil survei di Hotel Oria, Jakarta, Minggu (26/8/2018)
Survei yang digelar lembaga Alvara Research Center menunjukkan elektabilitas pasangan capres-cawapres 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengungguli capres-cawapres 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Berdasarkan survei terhadap 1.200 responden yang mewakili 34 provinsi, dari 22 Februari hingga 2 Maret 2019, 53 persen responden memilih Jokowi-Ma'ruf. Sementara 34,7 persen responden memilih Prabowo-Sandiaga.

"Jumlah responden yang menjawab tidak tahu sebanyak 11,4 persen," ujar CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali kepada Kompas.com, Rabu (27/3/2019).

Baca selengkapnya di sini.

4. Maskapai Diultimatum Turunkan Harga Tiket

Suasana terminal keberangkatan di Bandara SSK II Pekanbaru, Riau, terlihat sepi setelah adanya kebijakan kenaikan tiket pesawat domestik, Selasa (15/1/2019).KOMPAS.com/IDON TANJUNG Suasana terminal keberangkatan di Bandara SSK II Pekanbaru, Riau, terlihat sepi setelah adanya kebijakan kenaikan tiket pesawat domestik, Selasa (15/1/2019).
Mahalnya harga tiket pesawat masih menjadi polemik di masyarakat. Berbagai upaya pun dilakukan pemerintah untuk menurunkan tarif tersebut. Terbaru, rapat di antara Menko Kemaritiman, Kementerian Perbuhungan, dan pemangku kepentingan dilakukan Senin (25/3/2019).

Mengutip Kontan.co.id, Rabu (27/3/2019), dalam notulen rapat yang beredar, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, sangat menyayangkan harga tiket pesawat yang tidak kunjung turun.

Padahal, pemerintah sudah sering mengimbau operator penerbangan. Akibatnya, muncul kegaduhan di tingkat masyarakat.

Oleh karena itu, Luhut meminta Garuda Indonesia sebagai leading maskapai nasional agar segera menurunkan harga tiket. Selain itu, pihaknya akan menghubungi AKR agar dapat segera mendapat izin untuk menjadi kompetitor Pertamina dalam menyediakan avtur pesawat.

Baca selengkapnya di sini.

5. 41 Komodo Diselundupkan ke Luar Negeri, 1 Ekor Dijual Rp 500 Juta

Salah satu anak Komodo yang berhasil diselamatkan dari jaringan penjual Satwa LiarKOMPAS.com/ACHMAD FAIZAL Salah satu anak Komodo yang berhasil diselamatkan dari jaringan penjual Satwa Liar
Ditreskrimsus Polda Jawa Timur mengungkap jaringan perdagangan satwa liar yang menyelundupkan 41 ekor komodo ke luar negeri.

"Yang jelas dikirim di tiga negara di wilayah Asia Tenggara melalui Singapura," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Timur Kombes Akhmad Yusep Gunawan kepada wartawan, Rabu (27/3/2019).

Yusep mengatakan, pihaknya telah mengamankan lima ekor bayi komodo di Surabaya dari operasional jaringan tersebut. " Perdagangan komodo ini lingkupnya internasional, satu ekor komodo bisa dijual dengan harga Rp 500 juta," katanya.

Baca selengkapnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com