Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teriakan Bocah 9 Tahun yang Lolos dari Pembunuh Calon Pendeta di OKI: Tolong Tante Diculik

Kompas.com - 27/03/2019, 06:50 WIB
Aji YK Putra,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Pembunuhan terhadap MZ (24), vikaris atau calon pendeta, di areal perkebunan PT PSM Divisi 3 Blok F19 Dusun Sungai Baung, Desa Bukti Batu Kecamatan Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, terbilang sadis.

Berdasarkan keterangan dari kepolisian, gadis MZ dan seorang bocah perempuan berusia 9 tahun NP awalnya diseret oleh kedua pelaku yang mengenakan penutup wajah ke areal kebun. Saat itu, kedua korban sedang melintas di lokasi kejadian dengan mengendarai motor.

Di dalam kebun, kaki dan tangan MZ diikat dengan ban dalam motor oleh kedua pelaku. Selanjutnya seluruh baju korban pun dilucuti dan kemudian diperkosa para pelaku.

Usai diperkosa, MZ dicekik hingga tewas. Jenazahnya ditinggalkan begitu saja di dalam areal kebun.

Sedangkan NP, gadis kecil ini, berhasil lolos dari maut meskipun sempat dicekik hingga lemas oleh pelaku.

NP yang dianggap sudah tewas dibuang pelaku ke perkebunan sawit dalam kondisi tangan dan kaki terikat karet ban dalam motor.

Setelah tersadar, NP yang dalam kondisi lemas berusaha melepaskan ikatan yang menjerat tangan dan kakinya.

Setelah berhasil lepas, ia pun langsung berlari ketakutan menuju Gereja Kristen Injili Indonesia (GKII) Sungai Baung, Kabupaten OKI, yang berada di Divisi IV.

Salah satu saksi mata, Diana (30), yang tinggal di kawasan Divisi I, sempat terkaget-kaget melihat kondisi NP yang menangis ketakutan. Ia makin terkejut setelah mendengar cerita gadis kecil tersebut bahwa MZ diculik seseorang.

"Tolong, tante diculik. NP bilang begitu sambil nangis ketakutan, kejadiannya malam kemarin," kata Diana ketika berada di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Palembang, Selasa (26/3/2019).

Diana pun langsung memberikan kabar tersebut kepada para jemaat GKII yang sebelumnya sempat mencari kebaradaan NP dan MZ.

NP akhirnya dibawa ke GKII dan selanjutnya menuju klinik kesehatan untuk mendapatkan pertolongan. Dari keterangan NP, para warga serta jemaat GKII menuju daerah Divisi III Blok F19, Dusun Sungai Baung, Desa Bukti Batu Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, tempat MZ ditemukan tewas.

Sebelum kejadian tersebut, Diana mengaku bahwa kedua korban sempat mampir ke rumahnya di Divisi 1, Sungai Baung, setelah pulang dari pasar pada Senin (25/3/2019) sore kemarin.

"Sore kemarin itu mendung, saya bilang mampir dulu karena sudah mau hujan. Tapi MZ tetap memilih pulang, karena sudah malam," ujar Diana.

Anak-anak Diana pun sempat menangis saat MZ hendak pulang. Maklum, selama ini calon pendeta muda itu memang dekat dengan anak-anak dan dikenal ramah oleh masyarakat sekitar.

"Anak saya yang kecil bilang jangan pulang, menginap di sini saja. Orangnya memang ramah, akrab dengan seluruh anak-anak di sini. Termasuk anak saya," ungkap Diana.

Warga pun kini hanya bisa berharap pihak kepolisian bisa segera mengungkap kasus tersebut dengan menangkap para pelaku yang telah membunuh MZ secara keji.

Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi mengatakan, saat ini tim gabungan dari Polres OKI dan Polda Sumsel sedang menyelidiki kasus tersebut untuk mengejar pelaku.

Mereka pun akan mengorek keterangan dari saksi kunci, yakni NP yang berhasil lolos dari aksi pembunuhan.

"Sekarang kondisinya belum stabil, belum bisa diganggu karena trauma. Apalagi ini anak-anak," kata Supriadi, Selasa (26/3/2019).

Supriadi melanjutkan, berdasarkan keterangan perusahaan PT PSM, lokasi kejadian memang jauh dari permukiman. Namun, meski terbilang sepi, lokasi itu terbilang aman. Tindak kejahatan pun baru kali ini terjadi di lokasi itu.

"Jalannya memang sepi tapi tidak rawan (kriminalitas). Menurut keterangan dari pihak perusahaan, kejadian kriminal baru kali ini," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com