Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wagub NTT: Kalau Mau lihat Komodo yang Asli, Bayarnya Harus Mahal

Kompas.com - 26/03/2019, 23:18 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef Nae Soi, mengatakan, pihaknya telah menetapkan pariwisata sebagai prime mover ekonomi NTT.

Karena itu sebut Josef, sejumlah langkah nyata telah mulai dibuat oleh Pemerintah Provinsi di antaranya pemberlakuan English Day.

Selain itu yang paling penting yakni upaya untuk melakukan konservasi terhadap Komodo dengan menutup Pulau Komodo selama setahun.

Menurut Josef, orang dari seluruh dunia mau lihat Komodo yang asli, sehingga pihaknya mau kembalikan habitat komodo ke habitat semula.

Baca juga: Ini Opsi Wapres Kalla Atasi Persoalan Pulau Komodo

"Komodo yang asli, begitu lihat mangsanya, dia langsung kejar, liar dan buas. Juga kita ingin kembalikan ekosistem dan rantai makanan di pulau Komodo. Kemudian kita jual ke dunia dengan sistem kuota. Kalau mau liat yang asli, bayarnya harus mahal,” jelas Josef, saat bertemu dengan sejumlah anggota DPR RI dan pejabata dari Kementerian Pariwisata, Selasa (26/3/2019).

Langkah lainnya, lanjut Josef, adalah dengan mendorong kabupaten dan kota untuk melakukan festival seperti festival Komodo di Manggarai Barat, Pasola di Sumba, Ikan Paus di Lembata.

Selanjutnya, panggil Ikan duyung di Alor, Reba di Bajawa, Kelaba Maja di Sabu, Semana Santa dan festival-festival lainnya.

Baca juga: Pemprov NTT Pastikan Hanya Pulau Komodo yang Ditutup pada 2020

 

Kerja sama

Josef menyebut, keterlibatan Pemerintah Pusat dalam mendukung berbagai kegiatan festival ini sangat dibutuhkan.

“Kami juga berupaya untuk menyiapkan sumberdaya manusia berkualitas untuk mengembangkan pariwisata. Sekarang kami lagi seleksi untuk mendapatkan pemuda-pemudi NTT sebanyak 25 orang untuk magang pendidikan vokasional pariwisata di Griffith University Queensland Australia," jelasnya

Pihaknya lanjut Josef, bekerja sama dengan Universitas Nusa Cendana Kupang. Sedangkan dananya bukan dari APBD tapi dari CSR dan sumber pendanaan lainnya.

"Kami juga berkoordinasi dengan Menteri Komunikasi dan Informatika untuk mendukung jaringan internet dalam pengembangan pariwisata," ujar dia.

Baca juga: Tahun 2020, Pulau Komodo akan Ditutup Sementara Selama Setahun

Josef juga meminta dukungan khususnya pendanaan dari pemerintah pusat terkait aksesibilitas infrastruktur ke daerah pariwisata. Juga, untuk pengembangan akomodasi masyarakarat dalam mengembangkan pariwisata.

“Kami minta dukungan pengembangan bandara di Kabupaten Sabu Raijua. Kami juga kesulitan untuk mengembangkan apa yang kami namakan Ring of Beauty terutama kapal-kapal fery untuk melayani dan menghubungkan satu daerah ke daerah lainnya di NTT," kata Josef.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com