Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah Tiba di RS, Tangis Keluarga Calon Pendeta yang Tewas Tanpa Busana Pecah

Kompas.com - 26/03/2019, 20:10 WIB
Aji YK Putra,
Khairina

Tim Redaksi

 

PALEMBANG, KOMPAS.com - Para sahabat serta keluarga MZ (24) yang merupakan vikaris atau calon pendeta tak bisa menahan tangis ketika jenazah tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang untuk dilakukan visum, Selasa (26/3/2019).

Jenazah MZ datang dengan menggunakan ambulans didampingi oleh Arisman Manai (23), vikaris GKII Sungai Baung bersama pemimpin gereja.

Adik korban Yanti bersama keluarganya menangis saat jenazah diturunkan dari mobil.

Mereka saling berpelukan, berlinang air mata menyaksikan tubuh calon pendeta muda itu dibawa masuk ke ruang jenazah.

Baca juga: Murid Calon Pendeta yang Tewas Tanpa Busana Berhasil Kabur meski Dicekik Pelaku

Tak banyak kata yang terucap dari mulut Yanti. Ia hanya terlihat terus meneteskan air mata sembari memeluk sanak saudaranya yang ada di depan ruang jenazah.

Anugerah Gaurifah (25), sepupu MZ mengatakan, korban menamatkan jenjang strata 1 dan meraih gelar Sarjana Teologi Kependetaan di Sekolah Tinggi Teologi Injili Palembang pada 2018.

Selama menempuh pendidikan, MZ tinggal di mess kampus. Jika sedang libur, korban sering berkunjung ke kediaman sepupunya di kawasan Sukabangun.

"Setelah tamat kuliah, MZ ikatan dinas dan bertugas di Sungai Baung. Adiknya juga kuliah di sini di kampus yang sama," kata Anugerah saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang.

Ia pun tak menyangka, jika video call MZ satu bulan lalu saat berada di Sungai Baung merupakan video call terakhir kalinya sebelum korban ditemukan menjadi korban pembunuhan.

Dalam video call tersebut, MZ mengaku akan kembali berkunjung ke Palembang sebelum pulang ke Nias untuk menikah.

"Terakhir kakak saya yang video call, korban bilang mau pulang ke Palembang dulu. Memang mau menikah dalam waktu dekat ini di Nias,"ujarnya.

Pihak keluarga berharap polisi dapat cepat menangkap pelaku sehingga ia diadili atas perbuatan kejinya tersebut.

Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi mengaku, jika saat ini mereka sedang mengumpulkan seluruh bukti untuk mengejar para pelaku melalui keterangan NP (9).

NP berhasil selamat setelah dikira oleh para pelaku tewas usai dicekik dan diikat.

"Kami masih kumpulkan bukti dan keterangan dari korban. Kasus ini masih dikembangkan Polda Sumsel mem-back up Polres OKI," kata Supriadi.

Kompas TV Kelompok militan etnis melakukan pembantaian pada warga sebuah desa di pusat Mali. Sedikitnya 130 muslim, termasuk perempuan hamil dan anak-anak, tewas akibat serangan. Dalam video menunjukkan sisa pembantaian, yakni rumah-rumah yang hancur dan hangus terbakar. Pembunuhan massal ini merupakan perang antara kelompok etnis. Korban pembantaian adalah etnis peulh. Sementara, militan etnis kelompok Dogon yang kerap melakukan serangan dalam beberapa tahun terakhir diduga sebagai pelaku. Meningkatnya kelompok ekstremis di Mali telah memicu ketegangan antara kelompok Dogon dan Peulh. #Pembantaian #MilitanEtnis #Mali
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com