JOMBANG, KOMPAS.com - Pagi hingga siang menjahit, lalu pada sore hingga malam kampanye. Begitulah kesibukan Umar Said (38), calon anggota legislatif dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) asal Jombang, Jawa Timur.
Umar Said terdaftar sebagai Caleg DPRD Kabupaten Jombang pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Namanya tercantum pada nomor urut 7 dalam daftar caleg PKS di Daerah Pemilihan (Dapil) 3.
Pada Pemilu 2019, di Dapil 3 Kabupaten Jombang tersedia 10 kursi anggota legislatif. Di Dapil untuk Kecamatan Mojowarno, Wonosalam, Bareng dan Mojoagung ini, Umar Said bersama PKS menapaki jalan menuju Gedung DPRD Jombang.
"Sebagai ikhtiar saya menyumbangkan pikiran untuk bangsa," demikian kata Said saat ditanya tujuannya ikut bersaing dalam perebutan kursi anggota legislatif DPRD Kabupaten Jombang, Minggu (24/3/2019).
Ditemui di kediamannya, pria kelahiran Jombang itu mengatakan, niatnya maju dalam pemilihan calon anggota DPRD Jombang juga dilatarbelakangi perasaan miris atas tidak optimalnya peran wakil rakyat serta buruknya citra legislatif di mata masyarakat.
Jika nantinya terpilih, Umar Said berjanji akan berperan optimal sebagai wakil rakyat serta mengembalikan peran dan fungsi ideal badan legislatif. Menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat melalui parlemen.
Baca juga: Cerita Caleg: Bermula dari Skripsi hingga Tembus Pedalaman Kalteng untuk Bertemu Warga
Selain itu, dia juga berkeinginan bisa memperbaiki citra legislatif. Selama ini, kata Said, penilaian miring hampir selalu menghampiri kalangan anggota legislatif.
"Selama ini kan banyak masyarakat menilai miring karena ada anggota legislatif yang terjerat korupsi, dewan lupa perannya sebagai wakil rakyat dan beberapa hal negatif lainnya. Salah satu tujuan saya, mengembalikan citra legislatif. Tidak semua anggota legislatif seperti itu," ungkap Said.
18 Tahun Menjadi Penjahit
Umar Said merupakan warga Dusun Mojogeneng, Desa Gedangan, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Pria kelahiran 20 Maret 1981 itu menjalani profesi sebagai penjahit pakaian sejak tahun 2001.
Pada 2001, bapak tiga anak ini hanya membuka usaha jasa menjahit dan permak pakaian di rumahnya. Pada tahun 2012 dia mulai membuka lapak layanan jahit dan permak pakaian di Desa Gambiran Kecamatan Mojoagung.
Di tempat layanan jahit dan permak pakaian yang ada di Gambiran Mojoagung, Umar Said bekerja bersama seorang temannya. Lokasi yang strategis membuat usaha jasa layanan jahit dan permak Umar Said menjadi lebih berkembang.
"Kalau tahun 2018 lalu ramai, rata-rata bisa dapat Rp. 100.000 sehari. Tapi sejak awal 2019 ini turun, sampai sekarang. Ya lumayan banyak turunnya (penghasilan)," ungkap Umar Said.
Aktivitas menjadi tukang jahit dan permak pakaian dijalani Umar Said mulai pagi hingga sore. Dari pekerjaan yang rata-rata dia akhiri pada pukul 16.00 WIB itulah, suami dari Mustaghfiroh ini memberi nafkah keluarganya.