Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Taufik, Malaikat Kecil Penyelamat Turis Malaysia yang Jadi Tulang Punggung Keluarga (1)

Kompas.com - 25/03/2019, 09:01 WIB
Fitri Rachmawati,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

LOMBOK UTARA, KOMPAS.com — Bocah Taufik menjadi buah bibir setelah turut berjasa dalam upaya evakuasi 22 wisatawan asal Malaysia dalam bencana longsor di kawasan wisata air terjun Tiu Kelep, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Minggu (17/3/2019).

Bocah berusia 12 tahun ini (bukan 7 tahun seperti yang diberitakan sebelumnya) menuntun para wisatawan itu untuk keluar dari lokasi bencana saat kawasan wisata Tiu Kelep dihantam longsoran batu setelah gempa bermagnitudo 5,8 mengguncang.

UPDATE: Mari kita bantu Taufik dan keluarganya agar bisa bangkit dan hidup layak. Kompas.com menggalang dana untuk Taufik melalui Kitabisa.com. Klik di sini untuk donasi. 

Menjadi pemandu wisata atau guide cilik bukan pilihannya. Keadaan ekonomi keluarganya memaksa bocah penyandang tunarungu ini untuk menjadi tulang punggung keluarga dengan menghabiskan masa kanak-kanaknya memandu para wisatawan di Tiu Kelep.

Baca juga: Kisah Taufik, Bocah Disabilitas dari Lombok yang Jadi Pahlawan Warga Malaysia

Taufik dan keluarga hidup dalam keterbatasan dan kekurangan. Dia tinggal di gubuk sederhana bersama nenek dan tiga sepupunya.

Taufik (kanan), bocah disabilitas penyelamat rombongan turis Malaysia yang menjadi korban longsor di air terjun Tie Kelep, Senaru, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, bersama nenek dan sepupunya.KOMPAS.com/Fitri Rachmawati Taufik (kanan), bocah disabilitas penyelamat rombongan turis Malaysia yang menjadi korban longsor di air terjun Tie Kelep, Senaru, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, bersama nenek dan sepupunya.
Pada Sabtu (23/3/2019) sore, Taufik baru saja menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB. Dia diantar menggunakan ambulans menuju Desa Senaru, lokasi tempat tinggalnya.

Dia berbincang dengan para kru dan jurnalis yang turut serta hendak ke rumahnya dengan bahasa isyarat dipandu Renawadi, saudara sepupu Taufik atau kakak dari Tomi Albayani (14).

Tomi adalah salah satu sepupunya yang meninggal dunia karena tertimpa longsoran batu besar di Tiu Kelep bersama 2 wisatawan Malaysia lainnya, Tai Siew Kim dan Lim Sai Wah.

Baca juga: Fakta Bocah 7 Tahun Selamatkan WN Malaysia di Air Terjun Tiu Kelep, Penyandang Disabilitas hingga Dapat Beasiswa Pendidikan

Sore itu, Taufik tampak sumringah. Dia membawa lima durian. Taufik mengaku tak sabar segera sampai rumahnya. Sesekali, dia menyesalkan hujan tak kunjung reda.

"Tadi dia beli (durian) sebelum tiba di Bayan. Dia suka berbagi. Semua orang mau dia kasih apa yang dia suka dan makan, perhatian orangnya," tutur Renawadi.

Begitu turun dari ambulans, dia langsung menjumpai neneknya, Siranim. Dia lalu membuka durian kesukaannya bersama teman-teman sebayanya yang sudah berkumpul.

Tak banyak durian disantap Taufik. Dia malah memanggil siapa saja yang melintas untuk mencicipi durian yang dibawanya.

Dengan bahasa isyarat, Taufik mengungkapkan rasa bahagianya. 

Baca juga: Kesaksian Warga Malaysia, saat Longsor di Tiu Kelep Terjadi 3 Kali Getaran dalam 5 Menit

Kebiasaan yang selalu disukai warga dan kawan-kawan sebaya Taufik adalah kesukaan bocah ini berbagi apa saja yang dimilikinya kepada orang lain meskipun dengan bahasa isyarat.

Namun, semua orang di kampungnya memahami dan mengerti apa yang disampaikan Taufik meski tanpa kata-kata.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com