Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini, Pemilu Thailand Pertama Sejak Kudeta 2014 Digelar

Kompas.com - 24/03/2019, 08:50 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

BANGKOK, KOMPAS.com - Sebanyak 93.200 TPS di 77 provinsi dibuka di Thailand pada Minggu (24/3/2019), untuk menggelar pemilu keenam dalam dua dekade terakhir.

Pemilu kali ini juga merupakan yang pertama sejak kudeta militer 2014 sekaligus menempatkan junta militer berhadapan dengan kekuatan politik lama yang terkait dengan mantan PM Thaksin Shinawatra.

Pemilu kali ini terlaksana setelah tertunda beberapa kali dan digelar di bawah konstitusi baru yang dirancang junta militer.

Baca juga: KPU Thailand Berencana Bubarkan Partai yang Usung Putri Ubolratana

Para pengamat menilai pemilu kali ini tidak berjalan seimbang. Sebab sesuai aturan baru yang dibuat junta memberikan kursi gratis untuk militer di senat.

Hal ini tentu merupakan kerugian besar bagi faksi yang  pendukung Thaksin dalam pemilu.

Raja Maha Vajiralongkorn, yang mengalami pemilu pertamanya sejak berkuasa pada 2016, pada Sabtu (23/3/2019) malam mengimbau warga agar datang ke TPS untuk memilih "orang baik" serta tetap menjaga "ketertiban dan keamanan".

Sebanyak 51 juta orang yang memenuhi syarat diharapkan memberikan suaranya. Sementara 2,2 juta lainnya telah memberikan suara pada akhir pekan lalu setelah memilih untuk mencoblos lebih awal.

Pemilu kali ini memperebutkan 500 kursi di parlemen yang diperebutkan sebanyak 77 partai politik.

Nantinya, 500 anggota parlemen terpilih dan 250 anggota senat yang dipilih pemerintah akan melakukan pemungutan suara untuk memilih perdana menteri.

Partai yang paling banyak mendapat perhatian tahun ini adalah Partai Pheu Thai, pemenang pemilu 2011 dan 2014 dan reinkarnasi partai-partai terkait Thaksin yang memenangkan pemilu pada 2001, 2006, dan 2007.

Partai Pheu Thai berkuasa pada Mei 2014 yang menempatkan adik Thaksin, Yingluck menjadi perdana menteri sebelum digulingkan pemimpin junta saat ini Prayuth Chan O Cha.

Kudeta yang dilakukan Prayuth merupakan kudeta sukses ke-12 dalam 82 tahun dan yang kedua pada era 2000-an.

Baca juga: Pauline Ngarmpring, Kandidat Pertama PM Thailand dari Transgender

Di sisi lain adalah Partai Palang Pracharat yang baru dibentuk tahun lalu dengan tujuan mencegah Prayuth tetap di tampuk kekuasaan untuk menjaga kedamaian dan stabilitas di Thailand.

Di saat partai pro-Thaksin mendapat dukungan dari wilayah timur laut yang paling padat di Thailand, Palang Prachat berharap mendapat suara kaum urban pendukung Thaksin.


 


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com