Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Penumpang Makan Lesehan hingga Bergelantungan di MRT Jakarta

Kompas.com - 24/03/2019, 06:40 WIB
Walda Marison,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah penumpang MRT Jakarta yang berperilaku tidak tertib menjadi viral di media sosial.

Ada penumpang yang makan sambil duduk lesehan di stasiun, bergelantungan di dalm kereta, hingga menginjak kursi MRT yang tengah diuji coba publik. 

Foto-foto perilaku tidak tertib sejumlah penumpang diunggah warganet, salah satunya akun Instagram @jktinfo.

Baca juga: Ingin Naik MRT Hari Ini, Penumpang Harus Daftar Online

Perilaku tidak tertib sejumlah penumpang ini disayangkan oleh warganet. 

"Mau siapa pun presidennya, mau siapa pun gubernurnya kalau masyarakatnya kayak begini mah enggak akan berubah jadi maju ini kota," ujar pemilik akun Instagram @edwintheodore pada kolom komentar unggahan foto tersebut. 

Menanggapi hal tersebut, Division Head Corporate Secretary PT MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin berencana mengembalikan sistem pendaftaran penumpang ke sistem online

Baca juga: Usai Diresmikan Jokowi, MRT Jakarta Beroperasi Mulai Pukul 11.00

Ia mengatakan, perilaku tidak tertib yang dilakukan sejumlah penumpang disebabkan pembukaan pendaftaran secara manual di stasiun MRT. 

"Karena menimbang kejadian hari ini (Sabtu kemarin), kami akan kembali ke pendaftaran online dan akan ada kuota (penumpang)," ujar Kamaluddin kepada Kompas.com, Sabtu (23/2/2019).

Menurut dia, pihaknya akan lebih mudah mengontrol penumpang yang mendaftar secara online ketimbang manual. 

Baca juga: Pagi Ini, Presiden Jokowi Resmikan MRT Jakarta

Sejumlah penumpang menunjukkan perilaku tidak tertib selama masa uji coba publik MRT Jakarta. Foto beredar luas di media sosial. Instagram @jktinfo Sejumlah penumpang menunjukkan perilaku tidak tertib selama masa uji coba publik MRT Jakarta. Foto beredar luas di media sosial.
"Iya pasti, ya, tentunya, kan, kalau sudah daftar online bisa diidentifikasi dengan mudah. Kalau sekarang, kan, (daftar) manual bahkan yang melakukan makan di sekitar stasiun itu, kan, mereka belum daftar," katanya. 

Selain menyayangkan perilaku tidak tertib yang ditunjukkan sejumlah penumpang, pihaknya berharap perubahan sistem dapat mengubah perilaku penumpang. 

"Ini bagian dari proses supaya membiasakan masyarakat agar lebih teratur," ujar Kamaluddin. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Nasib Apes Pria di Bekasi, Niat Ikut Program Beasiswa S3 Malah Ditipu Rp 30 Juta

Megapolitan
Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com