Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Papan "Display" Waktu Shalat di Masjid Unsri Diretas Jadi Dukungan Capres

Kompas.com - 23/03/2019, 17:35 WIB
Aji YK Putra,
Khairina

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com-Jemaah yang hendak melaksanakan shalat di Masjid Al-Ghozali Universitas Unsri (Unsri) Inderalaya Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan sempat dibuat heboh lantaran papan display penunjuk waktu shalat diretas oleh orang tak bertanggung jawab.

Peretasan papan display itu berisi dukungan salah satu calon presiden yang tertulis dalam running text yakni "Shalat No. 1, Presiden No.2".

Foto peretasan papan display penunjuk waktu shalat itupun sempat tersebar di beberapa grup WhatsApp. Hingga akhirnya membuat pihak pengurus masjid angkat bicara.

Baca juga: Dituding Retas Pangkalan Data KPU untuk Ganggu Pemilu 2019, Ini Tanggapan China dan Rusia

Ketua Pengurus Masjid Al-Ghozali Unsri Indralaya Ustaz Nurhasan mengatakan, kejadian itu berlangsung pada Jumat (15/3/2019).

Mulanya, running text di papan display tersebut berisi kata-kata hadist. Namun, tanpa diketahui, tulisan tersebut langsung berubah menjadi ajakan untuk mendukung salah satu calon.

Ustaz Nurhasan menjelaskan, running text dalam papan display penunjuk waktu shalat tersebut memang bisa diubah dengan memakai aplikasi dari smartphone melalui jaringan wifi. 

Namun, pihaknya sampai kini belum mengetahui siapa pelaku peretasan papan display tersebut.

"Masjid ini bukan hanya digunakan mahasiswa tapi digunakan untuk umum. Kami juga tidak tahu siapa pelakunya," kata Nurhasan, saat dikonfirmasi, Sabtu (23/3/2019).

Selain itu, Ustaz Nurhasan pun menyesali perbuatan oknum tersebut dengan meretas papan penunjuk waktu shalat berisikan ajakan mendukung salah satu capres.

Terlebih lagi, hal itu dilakukan di dalam kalangan kampus dan masjid.

Sebab, netralitas kampus dapat tercoreng akibat perbuatan oknum yang meretas papan penunjuk waktu shalat.

"Ini tempat ibadah tidak boleh dijadikan tempat untuk kampanye," tegasnya.

Baca juga: Sistem Komputerisasi Lapas Kelas II B Sumedang Diretas

Sementara itu, Wakil Rektor III Unsri Mohammad Zulkarnain sangat menyayangkan peretasan tersebut terjadi di dalam masjid kalangan kampus.

Menurut Zulkarnain, kampus Unsri merupakan tempat yang netral dan tidak diperbolehkan melakukan kegiatan politik apapun.

Selain itu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) serta organisasi mahasiswa (Ormawa) juga telah berkomitmen untuk menjaga nama baik kampus tanpa melakukan kegiatan politik terlebih lagi pilpres.

"Ini ada orang yang hendak merusak citra Unsri sebagai kampus yang netral," ujarnya.

Zulkarnain pun menduga jika pelaku peratasan merupakan orang luar kampus dan ingin menjatuhkan citra kampus Unsri yang selama ini netral.

Untuk mengantisipasi kejadian tersebut terulang, pihak Unsri langsung menurunkan papan display tersebut dan kembali membuat imbauan kepada seluruh mahasiswa.

"Saya sudah komitmen kepada Ormawa dan BEM di kampus untuk menjaga nama baik Unsri," kata dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com