Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta di Balik Kematian Hiu di Karimunjawa, Penangkaran Tak Berizin hingga Air Berwarna Kuning

Kompas.com - 23/03/2019, 10:37 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Minarno alias Cun Ming (81) syok melihat ratusan ikan hiu miliknya mati mendadak, pada hari Kamis (7/3/2019).

Cun Ming mengaku telah menangkarkan predator ikan laut tersebut selama kurang lebih 50 tahun. Ia mengaku tak mengetahui penyebab kematian ikan-ikan hiunya itu.

Cun Ming segera melapor ke polisi untuk mengungkap penyebab kematian ikan hiu miliknya.

Sementara itu, pihak kepolisian telah menerjunkan tim penyidik untuk membantu Cun Ming mengungkap dalang di balik kematian ratusan ekor hiu penangkaran milik warga Pulau Menjangan Besar, Karimunjawa, tersebut.

Baca fakta lengkapnya berikut ini:

1. Sebanyak 110 ekor ikan hiu mati mendadak

Sejumlah wisatawan hendak melakukan diving di perairan Kepulauan KarimunjawaKOMPAS.com/NAZAR NURDIN Sejumlah wisatawan hendak melakukan diving di perairan Kepulauan Karimunjawa

Minarno atau Cun Ming (81) mengaku sangat kehilangan atas matinya ratusan ikan Hiu di penangkapannya.

Ia telah merawat ikan-ikan itu selama 50 tahun. Namun pada hari Kamis (7/3/2019) lalu, ikan hiu miliknya mati mendadak. Ia pun tak habis pikir.

"Saya belum tahu matinya kenapa. Makanya saya mau tahu matinya kenapa. Saya bawa sampelnya ke laboratorium," kata Cun Ming, saat ditemui di kantor Gubernur Jawa Tengah di Semarang, Jumat (22/3/2019) sore.

Cun Ming menjelaskan, ikan yang mati di dua kolam itu meliputi 110 ekor hiu, 20 ekor ikan kambing lebar, dan 10 ekor ikan tyger. Berat masing-masing ikan jenis itu mencapai 30 kilogram.

Baca Juga: Pemilik Penangkaran Laporkan soal Ratusan Hiu Mati Mendadak ke Polisi

2. Cun Ming lapor ke polisi dan bawa sampel ke laboratorium

Ilustrasi PolisiThinkstock/Antoni Halim Ilustrasi Polisi

Terkait matinya ikan itu, Cun Ming mengatakan telah melapor ke Polda Jawa Tengah pada 10 Maret untuk ditindaklanjuti lebih lanjut.

Selain itu, pihaknya juga membawa sampel air di kolam serta ikan yang mati untuk dibawa ke laboratorium ikan di Jepara untuk diketahui penyebab kematiannya.

Di laboratorium, kata Cun Ming, kepala laboratorium mengatakan, tidak mungkin ada ikan hiu mati mendadak terserang penyakit, apalagi jumlahnya mencapai ratusan.

“Katanya ikan besar seperti hiu tidak mungkin mati mendadak. Itu bukan penyakit, ada orang yang tidak senang,” ujarnya.

Dalam catatan Kompas.com, Cun Ming yang bermukim di Semarang sudah lebih dari 50 tahun menangkarkan ikan hiu di Karimunjawa. Ikan hiu ditangkarkan hingga jinak dan bersahabat dengan manusia.

Baca Juga: Cun Ming Ungkap Kejanggalan Matinya Ratusan Hiu di Karimunjawa secara Mendadak

3. Penangkaran milik Cun Ming adalah satu-satunya di dunia

Pelestari dan penangkar ikan hiu di Karimunjawa, Minarno atau Cun Ming, saat menerima penghargaan di bidang kemaritiman dari Politeknik Maritim Negeri Indonesia dalam upacara Dies Natalis ke-6 di Semarang, Kamis (27/9/2018).KOMPAS.com/NAZAR NURDIN Pelestari dan penangkar ikan hiu di Karimunjawa, Minarno atau Cun Ming, saat menerima penghargaan di bidang kemaritiman dari Politeknik Maritim Negeri Indonesia dalam upacara Dies Natalis ke-6 di Semarang, Kamis (27/9/2018).

Cun Ming mendirikan penangkaran hiu yang ia beri nama Hiu Kencana. Bukan hal mudah menangkarkan ikan yang disebut predator tersebut.

Penangkaran hiu di Karimunjawa juga menjadi satu-satunya yang ada di dunia. Keberadaan hiu yang jinak itu mengundang sejumlah wisatawan dan peneliti dari perguruan tinggi, selain juga warga negara asing untuk melakukan penelitian di lokasi tersebut.

Tercatat, ia menangkarkan hiu sejak 1960. Hingga berjalannya waktu, bukan cuma hiu yang ditangkarkan, tetapi juga meluas hingga ke spesies penyu dan ikan lainnya.

“Bagi saya, ikan hiu tidak ada nilainya. Apalagi kalau sudah besar, lalu jinak,” ujar Cun Ming, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/3/2019).

Baca Juga: 110 Hiu di Penangkaran Karimunjawa Mati Mendadak 

4. Polisi tunggu hasil laboratorium

Ilustrasi laboratoriumShutterstock Ilustrasi laboratorium

Kapolda Jawa Tengah Irjen Condro Kirono menjelaskan, polisi telah menerjunkan tim dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus, dan Polres Jepara untuk memulai melakukan penyelidikan.

"Tim sudah dikirim ke sana. Langkah awal kita adalah melakukan klarifikasi kepada pemilik penangkaran itu, izin-izin penangkaran ada atau tidak sedang kita klarifikasikan," kata Condro seusai menggelar pasukan pengamanan kampanye terbuka dan TPS Pemilu di Lapangan Simpang Lima Semarang, Jumat (22/3/2019).

Kapolda Jateng menambahkan, saat ini tim tersebut sedang menunggu hasil uji laboratorium di Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta.

"Hasil lab akan keluar kurang lebih 15 hari lagi. Kemarin hasil lab dari Jepara tapi belum bisa, dan kemudian (sampel) dikirim ke Yogya," tambahnya.

Baca Juga: Ratusan Hiu yang Mati Mendadak di Karimunjawa Ditangkar Sejak Puluhan Tahun

5. Tanggapan BTNKj terkait kematian ratusan hiu

110 Hiu Mati Mendadak di KarimunjawaKOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo 110 Hiu Mati Mendadak di Karimunjawa

Berdasarkan siaran pers dari Balai Taman Nasional Karimunjawa (BTNKj) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), kondisi kolam air tempat matinya hiu dan ikan lainnya berwarna kekuningan.

"Air pada dua kolam di mana hiu mati berwarna kekuningan," ujar kepala Kepala BTNKj Agus Prabowo.

Menurut Agus, ada dua jenis yang dipelihara yaitu hiu karang hitam (Carcharinus melanopterus) dan hiu karang putih (Triaenodon obesus). Kedua hiu jenis tersebut diklaim tidak termasuk ikan yang dilindungi.

Sementara itu, kematian ratusan ekor tersebut tidak mengganggu wisata di Karimunjawa.

Baca Juga: Polisi Tunggu Hasil Laboratorium Penyebab Kematian Ratusan Hiu di Karimunjawa

6. Lokasi penangkaran diduga tak berizin

Wisatawan berdatangan ke Karimunjawa.TRIBUN JATENG/M SYOFRI KURNIAWAN Wisatawan berdatangan ke Karimunjawa.

Menurut Agus, aktivitas wisata "berenang bareng hiu" di penangkaran itu telah ditutup untuk umum sejak 8 Juni 2018 lalu. Pengelola tidak diperkenankan lagi membuka kolam penangkaran untuk wisata.

Menurutnya, penangkaran tersebut seharusnya untuk budidaya ikan kerapu, badong dan lainnya. Namun pemilik ternyata memelihara beberapa ikan hiu.

“Keramba ikan dipugar menjadi kolam pemeliharaan sekaligus kegiatan wisata tidak dilengkapi perizinan sebagaimana mestinya,” tambahnya.

Agus menjelaskan, penutupan kolam yang menjadi kegiatan wisata salah satunya karena ada salah satu wisatawan asal Yogyakarta digigit hiu saat berenang di kolam itu pada 13 Maret 2016.

Baca Juga: Polisi Terjunkan Tim Selidiki Kematian Ratusan Hiu di Karimunjawa

Sumber: KOMPAS.com (Nazar Nurdin)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com