Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkembangan Bioskop di Surakarta, dari yang Lawas Melegenda hingga "Cineplex"

Kompas.com - 22/03/2019, 19:27 WIB
Aswab Nanda Prattama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Bioskop itu menggunakan prinsip baru, unik, dan berbeda. UP Theatre yang menggunakan andong, kini bioskop itu menerapkan prinsip jemput bola dan menyusur ke menengah ke bawah.

Berbeda dengan bioskop kelas menengah atas, film menengah ke bawah menggunakan prinsip "film balen", artinya film yang telah lama tayang akhirnya ditayangkan kembali.

Keuntungan lain adalah dengan menggunakan tiket yang lebih murah dan ekonomis.

Baca juga: Dari Paris ke Surakarta, dari Layar Tancap hingga Tergusurnya Bioskop Tua...

Era Cineplex

Surakarta mulai mengenal konsep Cineplex pada 1990. Kota Solo dihadapkan dengan bioskop baru yang mempunyai delapan ruang theater, ber-AC, kursi nyaman dan tata suara Dolby ultra stereo.

Salah satu bioskop yang menggunakan konsep ini adalah Atrium 21 di Solo Baru, Sukoharjo. Atrium dilengkapi dengan hall bermain, kafe, permainan dan parkir yang luas.

Fasilitas kelas pertama itu menjadi acuan Atrium 21 sebagai bioskop modern di Surakarta. Tiap promosinya, bioskop ini diklaim sebagai "pasar film" terlengkap, terbesar dan baru pertama di Indonesia.

Konsep yang paling menonjol dalam Cineplex adalah dalam satu gedung bioskop terdapat beberapa studio yang memutar film yang berbeda-beda.

Sayangnya, konsep ini gagal diadopsi oleh bioskop lainnya di Surakarta. Tantangan dan biaya yang besar menjadi kendala utama.

Keadaan bioskop semakin menunjukan penurunan semenjak berkembangnya VCD, DVD dan pemutar video di masyarakat. Industri bioskop semakin menurun karena masalah itu.

Perlahan, bioskop-bioskop  yang ada mulai tutup. Pemutaran film kini hanya dikuasai bioskop besar yang mampu menghadirkan konsep cineplex.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com