Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT Timah Digugat Hukum karena Diduga Serobot Tanah Warga

Kompas.com - 22/03/2019, 16:10 WIB
Heru Dahnur ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Perusahaan pertambangan milik negara, PT Timah (Persero) Tbk harus menghadapi proses hukum setelah izin usaha penambangan dipersoalkan pemilik lahan.

Kasus yang kini ditangani Kejaksaan Negeri Sungailiat tersebut diduga bermuatan unsur gratifikasi.

"Kami laporkan ini pada pihak berwenang karena komunikasi dengan PT Timah tidak ada tindak lanjut," kata Made, anggota keluarga pemilik lahan, kepada awak media, Jumat (22/3/2019).

Menurut Made, lahan yang diserobot seluas 3 hektar dan hingga saat ini penambangan masih berjalan.

Baca juga: Pusat Logistik Berikat di Bangka Permudah Transaksi Ekspor Timah

Pengerjaan lahan itu dilakukan mitra PT Timah melalui surat perintah kerja yang diterbitkan pada awal tahun.

"Kami sudah sampaikan bukti kepemilikan lahan, tapi diabaikan. Pengerjaan lahan dilakukan pihak lain hanya bermodalkan fotokopi surat tanah. Batas tanah dan tetangga pemilik lahan yang mereka ajukan juga tidak jelas," ujar Made.

Dia mengaku membawa persoalan sengketa lahan ke ranah hukum dengan merujuk KUHP Pasal 385 tentang Penyerobotan Lahan.

Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Sungailiat, Aditia Sulaeman, mengatakan, dalam rangkaian penyelidikan, pihaknya telah memanggil manajemen PT Timah.

Pemanggilan itu terkait diterbitkannya surat perintah kerja (SPK) sehingga muncul aktivitas penambangan di lahan yang disengketakan.

"Untuk klarifikasi. Kami juga dalami penyelidikan ke camat atas dugaan gratifikasi. Surat camat dan SPK itu saling berkaitan," kata Aditia.

Kepala Bidang Humas PT Timah Anggi Siahaan tak menampik adanya kasus sengketa lahan pertambangan di kawasan Jelitik Sungailiat.

"Sebelum diterbitkan (SPK) tentu ada persyaratan-persyaratan administratif yang harus dipenuhi hingga kemudian terverifikasi layak untuk diterbitkan SPK, dan selama terpenuhi maka PT Timah akan mendukung," tulis Anggi dalam keterangan yang diterima Kompas.com.

Baca juga: Jalankan Sinergi BUMN, PT Timah Tbk Jadi Pelanggan Premium PLN

Anggi menyebutkan, terkait persoalan yang saat ini terjadi di wilayah Jelitik, perusahaan akan melihat dari sisi aturan yang berlaku.

Penguasaan lahan di kawasan Jelitik menjadi fenomena karena diduga masuk jalur "cakar ayam" yang merupakan sabuk lintasan timah.

Informasi terkait titik-titik yang mengandung kandungan timah di kawasan tersebut memicu penguasaan lahan dalam lingkup kemitraan dengan PT Timah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com