Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Terjunkan Tim Selidiki Kematian Ratusan Hiu di Karimunjawa

Kompas.com - 21/03/2019, 15:54 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Kematian ratusan hiu di penangkaran ikan di Pulau Menjangan Besar, Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah diselidiki pihak kepolisian.

Polisi telah bergerak dengan mengambil sampel hiu yang mati, mulai daging, darah dan jeroan. Sampel air laut yang ada di kolam juga disertakan.

"Sudah ada tim yang diterjunkan, tapi masih di tingkat penyelidikan," kata Kabid Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Agus Triatmadja, saat dikonfirmasi, Kamis (21/3/2019).

Baca juga: INFOGRAFIK: 110 Ekor Ikan Hiu di Karimunjawa Tewas Mendadak

Sebelumnya diinformasikan bahwa ada 110 ikan hiu karang putih dan hiu karang hitam yang mati mendadak di kolam milik Minarno atau Cun Ming (81). Ratusan hiu dilaporkan mati mendadak pada Kamis (7/3/2019) lalu.

Penjaga kolam menemukan ratusan ikan sudah mengambang di kolam. Hiu yang mati merupakan jenis hiu indukan.

Cun Ming mengatakan, matinya ratusan hiu itu baru pertama kali terjadi sejak ia menangkar hiu selama 50 tahun di pulau tersebut.

Polisi, kata Agus, telah menerjunkan tim dari Direktorat Kriminal Khusus Polda Jawa Tengah bersama dengan Polda Jepara. Sampai saat ini, proses masih dalam tahap penyelidikan.

"Masih diselidiki. Kami juga menunggu hasil laboratorium penyebab kematiannya," tambah Agus.

Sampel hiu beserta air laut saat ini telah sudah diserahkan di laboratorum di Wates, Yogyakarta. Butuh waktu sekitar 21 hari untuk mengetahui hasilnya.

Berdasarkan siaran pers dari Balai Taman Nasional Karimunjawa (BTNKj) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dijelaskan bahwa kolam air tempat matinya hiu dan ikan lainnya berwarna kekuningan.

"Air pada dua kolam dimana hiu mati berwarna kekuningan," ujar kepala Kepala BTNKj Agus Prabowo.

Namun demikian, matinya ratusan ekor ikan hiu secara mendadak diklaim tidak akan mengganggu kegiatan pariwisata di Karimunjawa.

Agus menjelaskan, aktivitas wisata "berenang bareng hiu" di penangkaran itu telah ditutup untuk umum sejak 8 Juni 2018 lalu. Pengelola tidak diperkenankan lagi membuka kolam penangkaran untuk wisata.

Baca juga: Viral Temuan Hiu Saat Banjir Sentani, Peneliti LIPI Ungkap Spesiesnya

Dijelaskan Agus, keberadaan kolam penangkaran yang dijadikan lokasi wisata semula diperuntukkan untuk budidaya ikan kerapu, badong dan lainnya. Selain itu, pemilik juga memelihara beberapa hiu di lokasi yang sama.

Menurut Agus, ada dua jenis yang dipelihara yaitu hiu karang hitam (Carcharinus melanopterus) dan hiu karang putih (Triaenodon obesus).

Kedua hiu jenis tersebut diklaim tidak termasuk ikan yang dilindungi.

“Keramba ikan dipugar menjadi kolam pemeliharaan sekaligus kegiatan wisata tidak dilengkapi perizinan sebagaimana mestinya,” tambahnya.

Agus menjelaskan, penutupan kolam yang menjadi kegiatan wisata salah satunya karena ada salah satu wisatawan asal Yogyakarta digigit hiu saat berenang di kolam itu pada 13 Maret 2016.

Terkait matinya hiu, Taman Nasional Karimunjawa telah mengecek ke lokasi. Pihak balai memastikan kasus kematian hiu akan ditangani secara serius dengan melibatkan pihak-pihak terkait. 

Kompas TV Setelah sempat dihentikan selama 1 pekan akibat gelombang tinggi, aktifitas penyeberangan dari dan menuju Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, Jum’at (4/1/2019) pagi kembali dibuka. Ratusan penumpang diangkut menggunakan 2 kapal yakni kapal penumpang dan barang Siginjai dan kapal cepat Bahari Express yang biasa melayani penyeberangan menuju Karimunjawa. Khusus untuk kapal Siginjai direncanakan akan melayani 2 kali penyeberangan karena siang akan kembali berlayar dari Pelabuhan Karimunjawa menuju Pelabuhan Kartini, Jepara. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penumpukan penumpang terutama wisatawan yang sudah sepekan tertahan di Karimunjawa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com