Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Abu di Kompleks Kelenteng Tay Kak Sie Semarang Terbakar, Ini Sebabnya

Kompas.com - 21/03/2019, 14:54 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Kebakaran di rumah abu Tjie Lam Tjay di kompleks Kelenteng Tay Kak Sie Semarang, Jawa Tengah karena hubungan arus pendek listrik atau korsleting.

"Kayu yang paling besar di dalam bangunan yang terbakar itu ada lampu 40 watt," kata Kapolsek Semarang Tengah, Komisaris Polisi Adi Nugroho, Kamis (21/3/2019).

Adi mengatakan, penyebab korsleting dipastikan setelah tim laboratorium forensik Mabes Polri cabang Semarang menyelidiki kebakaran di lokasi kejadian.

Dijelaskan Adi, dari kayu yang terbakar itu ada sambungan kabel di sekitar lampu yang menimbulkan percikan api, kemudian memicu kebakaran.

Api kemudian membakar rumah abu yang berada di kompleks Kelenteng Tay Kak Sie itu.

"Sebagian besar bangunan yang terbakar terbuat dari kayu, sehingga mudah sekali terbakar," tambahnya.

Baca juga: Seorang Lansia Tewas Dalam Kebakaran di Kompleks Kelenteng Tay Kak Sie Semarang

Dalam insiden kebakaran, salah satu satu penjaga Kelenteng Tje Lam Tjay bernama Sutiyono atau dipanggil Om Lay (82) tewas.

Menurut polisi, korban jatuh dan tertimpa kayu bangunan yang terbakar saat hendak menyelamatkan diri.

"Dari keterangan saksi, korban jatuh saat akan menyelamatkan diri," tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, satu orang ditemukan tewas akibat kebakaran di kompleks Kelenteng Tay Kak Sie, Gang Lombok, Kota Semarang.

Si jago merah pada Kamis (21/3/2019) pukul 04.30 WIB pagi tadi melahap rumah abu Tjie Lam Cay.

Bangunan itu merupakan salah satu gedung cagar budaya, yang tepat berada di depan Kelenteng Tay Kak Sie.

Danton 2 Damkar Kota Semarang, Agus Nurhadi menjelaskan, sebelum memadamkan si jago merah, Damkar meminta bantuan PLN untuk mematikan saluran listrik.

Begitu listrik dimatikan, Damkar lansung bergerak.

“Kami kontak dulu PLN, begitu sudah padam, kami langsung lakukan pemadaman,” ujar Agus.

Dijelaskan Agus, petugas pertama kali memadamkan api di bagian depan depan dan tengah.

Api baru berhasil dipadamkan sekitar pukul 06.00 WIB pagi tadi. Setelah padam, petugas mengevakuasi korban.

Dalam proses ini, satu orang petugas terluka karena tertimpa runtuhan kayu yang telah terbakar. 

Kompas TV Kirab barongsai dan liong dimulai dari Kelenteng Poo An Kiong, Coyudan, Kota Solo, Jawa Tengah. Selanjutnya barongsai dan liong berkeliling ke sejumlah toko. Dan para pemilik toko pun memberikan angpausecara langsung. Namun ada pula yang sengaja menggantungnya di depan toko. Pemberian angpau dilakukan untuk mendapatkan berkah dari sang pencipta. Sementara itu perayaan Cap Go Meh di Kota Malang, Jawa Timur dilakukan dengan membagikan 3000 porsi lontong cap go meh secara gratis kepada masyarakat. Berbeda dengan perayaan di kota lain Kelenteng Seng Hong Bio di Buleleng, Bali merayakan Cap Go Meh secara sederhana. Etnis Tionghoa berdatangan ke kelenteng untuk mengikuti Upacara Ciswak atau upacara penolak bala di sela sela persembahan Cap Go Meh. Upacara ini juga masuk ke dalam rangkaian acara penutup perayaan tahun baru Imlek.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com