Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pak Ndul, Petani Asal Madiun yang Viral di YouTube Berkat "Ahlinya Ahli"

Kompas.com - 21/03/2019, 14:39 WIB
Muhlis Al Alawi,
Khairina

Tim Redaksi


MADIUN, KOMPAS.com — Keinginan Ahmad Sukoco, seorang petani asal Desa Muneng, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mendapatkan tambahan penghasilan di luar profesinya akhirnya terwujud.

Bukan bermodal cangkul, pupuk dan keahlian ilmu taninya. Berkat keahliannya mengolah kata-kata yang sederhana menjadi lelucon dan humor, Ahmad Sukoco yang sekarang tenar dipanggil Pak Ndul kini menikmati hasilnya.

Bersama lima anggota tim kreatifnya, dua bulan berkarya konten video lucu, Pak Ndul yang menggunakan akun Wagu (Waton Guyon) berhasil meraih 665.552 subscriber dan 34.101.359 penayangan di YouTube.

Tak hanya meraih subscriber yang tinggi dalam waktu singkat, Pak Ndul sudah diundang di berbagai acara di televisi swasta hingga ke Mabes Polri.

Terakhir, Pak Ndul diundang Dedy Cobuzier dalam talkshow Hitam Putih.

Baca juga: Ayu Dewi Ingin Jadi YouTuber yang Diperhitungkan

Ditemui Kompas.com di kediamannya pekan lalu, Jumat ( 15/3/2019) Pak Ndul menceritakan jatuh bangunnya berkarya membuat konten-konten lucu sebagai seorang youtuber.

Bahkan, Pak Ndul sempat gonta-ganti akun YouTube.

"Awalnya gagal dan gagal karena tidak konsisten dan ketidaktahuan saya tentang YouTube. Kondisi ini menjadikan viewer-nya tidak ada karena nilai jualnya kurang dan belum ada ide-ide yang cemerlang. Dari situ saya belajar hingga menghabiskan waktu ratusan jam apa sih YouTube itu dari tutorial di YouTube," kata Pak Ndul.

Rupanya sebelum fokus konten-konten video lucu berbahasa Indonesia, dua tahun lalu Pak Ndul bersama tim kreatifnya pernah membuat konten serupa dengan bahasa Jawa. Hanya saja video itu kurang mendapatkan tempat banyak dari para netizen.

Saat berkecimpung dengan video berbahasa Jawa, ia menggunakan empat talent. Sementara dirinya bersama adiknya berada di belakang layar.

"Awalnya Wagu (waton guyon) itu ada enam orang. Dari enam orang ini, empatnya menjadi talent dan saya bersama adiknya lebih banyak dibelakang kamera," ungkap Pak Ndul.

Menurut Pak Ndul, video-video produksi tim kreatif Wagu berjalan namun tidak signifikan pemirsanya. Untuk itu ia bersama timnya membuat video-video lucu dengan konten bahasa Indonesia.

Namun, awalnya konten-konten video berbahasa Indonesa itu seperti tidak ada soul-nya dan lucunya terlihat kering.

Tak menyerah, Pak Ndul bersama timnya mengubah konsep dengan karakter Pak Ndul sejak Desember 2018.

Konsep karakter video berbahasa Indonesia yang diperankan Pak Ndul ternyata lebih bisa diterima.

Setelah karakter Pak Ndul diterima, banyak netizen yang komplain agar video berbahasa Jawa diterjemahkan.

Untuk menerjemahkan video berbahasa Jawa ke Bahasa Indonesia membutuhkan waktu berjam-jam.

"Untuk menerjemahkan video berbahasa 10 menit butuh waktu hingga sepuluh jam," ujar Pak Ndul.

Baca juga: Gemas Lihat Tingkah Sandiaga, Ruhut Sitompul Jadi YouTuber demi Jokowi

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com