Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Desain Alun-alun Surabaya yang Dibangun di Bawah Tanah

Kompas.com - 21/03/2019, 14:18 WIB
Ghinan Salman,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya dan Tata Ruang Surabaya akan membangun alun-alun di bawah tanah.

Kepala Bidang Bangunan Gedung Dinas Perumahan Iman Krestian mengatakan, pihaknya telah mendesain alun-alun tersebut dengan sejumlah fasilitas. 

"Di sana (Alun-alun Surabaya) selain tempat ngumpul seperti alun-alun biasa, di sana itu juga ada aktivitas istilahnya spatio temporal yang bisa dibuat macam-macam. Tidak fix dibuat sentra PKL, ada banyak aktivitas," kata Iman kepada Kompas.com, Kamis (21/3/2019).

Baca juga: Alun-alun Surabaya Habiskan Anggaran Rp 80 Miliar, untuk Apa Saja?

Iman mengatakan, Alun-alun Surabaya yang terletak di bawah tanah itu bukan dihuni sentra PKL, tapi lebih ke sentra kuliner unggulan Surabaya. Itu artinya, yang boleh menjadi member adalah pedagang yang sudah terpilih kualitasnya oleh pemkot.

Di Alun-alun Surabaya juga akan tersedia produk UMKM Surabaya dengan model portable. Pedagang yang berjualan akan melalui proses kurasi yang ketat.

Sehingga sentra kuliner dan produk UMKM Surabaya yang  benar-benar memiliki kualitas dan menjadi unggulan di Surabaya.

"Cita rasa harus benar-benar khas Surabaya dan Dinas Kesehatan akan melakukan pendampingan, untuk pemantaun harga dan kesehatannya harus terjamin," ujar dia.

Iman menyampaikan,  Alun-alun Surabaya tidak jauh beda dengan alun-alun pada umumnya. Konsepnya memang dibuat sebuah open space atau ruang publik yang terbuka.

"Di sana masyarakat bebas beraktivitas seperti apa. Kita sediakan performance art. Sebenarnya kita cuma support utilitas dan yang jelas ber-AC karena di bawah tanah," jelasnya.

Baca juga: Desain Alun-alun Surabaya Bawah Tanah ala Risma Siap Dikerjakan

Di Alun-alun Surabaya juga terdapat fasilitas berupa ampiteater yang digunakan untuk pertunjukan hiburan dan seni. Namun, ampiteater utama terletak di atas Jalan Pemuda 17 atau di permukaan tanah.

"Tapi di bawah juga ada ampiteaternya, jadi modelnya nanti ini semacam alun-alun atau plasa terbuka, tapi di sekelilingnya itu ada tempat duduk-duduknya, ada ampiteater-nya," ucap dia.

Luas lahan Alun-alun Surabaya bisa menampung ratusan orang dengan luas sekitar 1,4 hektar, termasuk basement parkir.

Aktivitas kesenian dan kebudayaan yang biasa digelar di Balai Pemuda juga bisa dilakukan di Alun-alun Surabaya.

Menurut rencana, pembangunan ruang publik terbuka itu akan dimulai pada Juni 2019 mendatang. Pemerintah Kota Surabaya menganggarkan Rp 80 miliar dari APBD untuk membangun ikon baru di Kota Pahlawan tersebut.

Alun-alun Surabaya itu terletak di atas dan di bawah Jalan Pemuda nomor 17, di bawah Jalan Yos Sudarso, serta basement Balai Pemuda.

"Yang di Balai Pemuda sudah kita putuskan. Aksesnya saya minta di sisi utara (Jalan Yos Sudarso) tembus dari barat (Balai Pemuda) dan keluarnya di Jalan Pemuda," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat melihat persiapan pengerjaan Alun-Alun Surabaya di Balai Pemuda, Rabu (20/3/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com