Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Nur, Pengemis Asal Bogor yang Diduga Punya Mobil: Mengaku Sewa dari Tetangga hingga Sehari Dapat Rp 150.000

Kompas.com - 21/03/2019, 09:40 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Foto seorang pengemis bernama Hendra alias Nur (86), warga Bogor, membuka pintu mobil Avanza warna hijau menjadi viral.

Pasalnya, Nur diketahui adalah seorang pengemis yang sering mangkal di sekitar lampu merah Lotte Mart Yasmin, Kecamatan Tanah Sereal, Bogor.

Hal tersebut terungkap setelah Nur terkena razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bogor pada Rabu (20/3/2019). Namun, di depan petugas Nur mengaku mobil tersebut adalah milik tetangganya.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Pengemis punya mobil jadi viral di media sosial

Viral seorang pengemis di Bogor diduga memiliki mobil.Twitter @wow_keren, via Tribun Bogor Viral seorang pengemis di Bogor diduga memiliki mobil.

Warganet dibuat heboh dengan foto Nur sedang membuka mobil Avanza warna hijau yang menjadi viral. Sejumlah komentar mengaku heran setelah melihat pengemis memiliki mobil.

Sementara itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bogor Herry Karnadi menjelaskan, Nur atau sering disapa Abah memang memiliki mobil dengan nomor polisi F 1663 NM.

"Iya benar, yang bersangkutan memiliki mobil," kata Herry saat dihubungi Kompas.com, Rabu (20/3/2019).

Selain itu, di media sosial juga sempat disebutkan bahwa pengemis tersebut merupakan juragan angkutan kota (angkot) dan memiliki tiga istri.

Namun, hingga saat ini informasi tersebut masih diselidiki dan akan didalami lagi oleh pihak Satpol PP Kota Bogor untuk didata.

Baca Juga: Kisah Nur, Pengemis yang Beraksi di Bogor Sejak Era Soeharto dan Disebut Miliki Mobil Pribadi

2. Nur terkena razia Satpol PP Kota Bogor

Sehari pasca bentrokan di kawasan Tanah Abang, petugas Satpol PP berkeliling menggunakan mobil atau jalan kaki untuk menyisir kawasan Tanah Abang sekaligus menertibkan para PKL yang masih bandel. KOMPAS.com/ RINDI NURIS VELAROSDELA Sehari pasca bentrokan di kawasan Tanah Abang, petugas Satpol PP berkeliling menggunakan mobil atau jalan kaki untuk menyisir kawasan Tanah Abang sekaligus menertibkan para PKL yang masih bandel.
Menurut Herry Karnadi, Nur itu biasa mangkal di perempatan Yasmin sejak pukul 07.00 WIB.

Sebelumnya, Satpol PP telah menemui Abah, tetapi tidak menindaknya. Akan tetapi, pada hari ini Abah terjerat penertiban.

"Hari ini, pukul 10.00 WIB dilakukan penertiban terhadap pengemis itu di warung dekat Masjid Baitur Ridwan. Terlihat juga mobil pengemis beserta sopir yang juga anak pengemis itu," kata Herry, Rabu (20/3/2019).

Berdasarkan informasi yang didapatkan Satpol PP Kota Bogor, Abah dan anaknya tinggal di Kampung Kalong Tonggoh, Leuwisadeng, Kabupaten Bogor.

Baca Juga: Video Satpol PP Tolong Perempuan Pingsan di JPO Viral, Ini Kronologinya

3. Pengakuan Nur terkait mobil Avanza warna hijau

Viral seorang pengemis di Kota Bogor diduga memiliki mobil. Informasi ini beredar di media sosial sejak Selasa (19/3/2019).Satpol PP Kota Bogor Viral seorang pengemis di Kota Bogor diduga memiliki mobil. Informasi ini beredar di media sosial sejak Selasa (19/3/2019).

Nur menjelaskan kepada petugas bahwa mobil jenis Avanza berwarna hijau yang dinaikinya itu bukan miliknya. Mobil itu dia sewa dari seorang tetangganya.

"Enggak benar itu. Yang viral di media sosial itu bohong. Itu bukan mobil saya, itu saya sewa dari tetangga. Itu kebenarannya," ucap Nur.

Setelah itu Nur mengaku, rata-rata dalam sehari, ia mampu mengumpulkan uang dari hasil mengemis di jalanan kurang lebih Rp 150.000.

Pembagiannya, kata Nur, Rp 50.000 untuk membayar sewa mobil setengah hari, Rp 30.000 untuk jasa sopir. Sementara sisanya untuk kebutuhan sehari-hari.

Baca Juga: Pengemis di Bogor Diduga Punya Mobil, Ini Penjelasan Satpol PP

4. Alasan menyewa mobil untuk mengemis

Ilustrasi uang receh dan uang koin rupiahSHUTTERSTOCK Ilustrasi uang receh dan uang koin rupiah

Nur mengungkapkan, alasannya menyewa mobil untuk mengemis adalah kakinya sudah tak kuat berjalan.

"Kaki saya kan pernah patah, jadi suka sakit kalau jalan," katanya.

Dia menceritakan, dari 1995 dirinya sudah menjadi pengemis. Saat itu, pertama kali ia mencari nafkah dengan meminta-minta di daerah Jembatan Merah, Kota Bogor.

Setelah cukup lama mengemis di sana, Nur sempat memutuskan berhenti mengemis. Selama tiga tahun sejak berhenti mengemis, Nur membuka praktik pengobatan di rumahnya, di kawasan Cibungbulang, Kabupaten Bogor.

Namun, dua tahun ke belakang ini, ia kembali menjadi pengemis di daerah Simpang Yasmin. Faktor ekonomi disebut-sebut sebagai alasan kenapa Nur kembali mengemis.

Baca Juga: Diangkat Jadi Kasatpol PP, Arifin Pernah Dipromosikan Ahok dan Didemosi Djarot

5. Satpol PP akan datangi rumah Nur

Ilustrasi pengemis.Kompas.com/ERICSSEN Ilustrasi pengemis.

Kepala Dinas Sosial Kota Bogor Azrin Syamsudin mengatakan, untuk mengetahui kebenaran tersebut, pihaknya akan melakukan home visit atau kunjungan ke kediaman Nur. Di sana, petugas sosial akan membuat berita acara dengan kepala desa setempat.

"Dalam pendataan ini, biasanya itu ada perjanjian jangan lagi melakukan kegiatan di kota (mengemis). Dengan catatan, kalau ketangkap sekali lagi, dia akan kami bawa ke balai rehabilitasi," kataAzrin. 

Sementara itu, Nur mengaku baru kali ini dirinya terjaring razia. Ia juga mengaku sudah memberi tahu kepada keluarganya soal keberadaannya di kantor Dinsos.

"Baru ini kena razia. Anak juga sudah tahu saya di sini (kantor Dinsos). Nanti sore juga pulang, kita kan bukan maling masa mau dihukum," ujar dia.

Baca Juga: Ketika Ganjar Ajak Pengemis Makan Siang dan Selawat Bersama

Sumber: KOMPAS.com (Ramdhan Triyadi Bempah, Retia Kartika Dewi)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com