Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gantikan Romahurmuziy Jadi Ketum PPP, Ini Strategi Suharso Monoarfa

Kompas.com - 21/03/2019, 07:24 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Suharso Monoarfa ditunjuk menjadi Plt Ketua Umum PPP setelah Romahurmuziy terjaring dalam operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Surabaya, Jumat (15/3/2019).

Suharso mengatakan sejumlah langkah sudah disiapkan menjelang perhelatan Pemilu Presiden dan Legislatif yang sudah semakin dekat.

"Jelang pemilu ini suatu hal yang darurat juga PPP, sejauh apa konsolidasi disiapkan jelang pilpres dan pileg," katanya setelah resmi dikukuhkan sebagai Plt Ketum dalam Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) III Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hotel Seruni, Puncak, Kabupaten Bogor, Rabu (20/3/2019) malam.

Baca juga: Fakta OTT Ketum PPP Romahurmuziy, Sempat Berusaha Kabur dari Petugas KPK hingga Diduga Terkait Seleksi Jabatan Kemenag

Caleg maupun para politisi PPP, lanjut dia, tak akan terus berkutat pada kesedihan apalagi menambah masalah. Suharso malah optimis yakin partai ini akan lolos ambang batas parlemen sebesar empat persen.

"Beliau (Ketua Majelis Syariah PPP Maimoen Zubair atau Mbah Moen) minta supaya partai ini gerak dan eksis," tuturnya.

Oleh sebab itu dirinya akan merangkul seluruh kader dan sayap partai versi Djan Faridz untuk bergabung kembali menyatukan memperkuat PPP.

"Sudah tidak ada dua kubu sejak 2016. Jadi secara legal formal, kami (PPP) itu hanya satu," ungkapnya.

Baca juga: Ini Alasan Ketum PPP Romahurmuziy Datang ke Jawa Timur Sebelum Ditangkap KPK

Suharso sebelumnya menjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan PPP. 

Pengukuhan jabatan Suharso dihadiri pengurus harian DPP, majelis partai, dan seluruh DPW se-Indonesia. Sekjen DPP PPP Arsul Sani berlaku sebagai Ketua Panitia Mukernas. Dalam Mukernas ini, hadir pula elite PPP seperti Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com