Sehingga, pada tahun 1989 orangtua Budiarsa mencoba membawanya ke rumah sakit untk menjalani operasi.
Atas bantuan seorang jurnalis media lokal, keluarga Budiarsa bisa dipertemukan dengan seorang pendonor untuk membiayai operasi.
Dalam keluarga, tidak hanya Budiarsa yang mengalami penyakit itu.
Kedua saudaranya, I Nyoman Budiarta dan I Wayan Piyadnya juga menderita penyakit yang sama.
Tawaran operasi sesungguhnya juga diberikan kepada kedua saudaranya. Namun, hanya Budiarsa yang berani mengambil keputusan untuk menjalani proses operasi.
Sempat terbersit harapan kondisinya akan membaik pascaoperasi. Kondisinya sempat membaik. Namun, dua tahun kemudian kondisinya kembali memburuk.Tulang kakinya kembali bengkok.
Akan tetapi, Budiarsa tidak bisa berbuat banyak melakukan perawatan lanjutan karena kekurangan biaya.
“Dalam waktu dua tahun bisa bertahan kakinya lurus, tapi kemudian melengkung lagi. Besi pen tidak sampai mengikat tulang sehingga menusuk kulit, itu membuat saya tersiksa untuk kedua kali,” kenang Budiarsa.
Baca juga: Sudah 20 Tahun Sudirman Derita Penyakit Aneh
Keluarga Budiarsa sempat menjual ternak untuk membiayai proses penyembuhannya. Namun rupanya biaya menjual ternak tidak cukup untuk meneruskan perawatan kesehatan Budiarsa.
Beruntung, saat proses perawatan kedua ada pihak yang berbaik hati untuk menutupi kekurangan pembayaran tagihan rumah sakit.
Sejak saat itu, Budiarsa tidak ingin kembali lagi ke rumah sakit. Bahkan, pascaperawatan kedua, Budiarsa memutuskan untuk membuka sendiri benang jahitan di kakinya sampai mengeluarkan darah.
“Saya putuskan untuk tidak kembali ke rumah sakit, jahitan saya buka sendiri menggunakan gunting kuku waktu itu. Rasanya sakit sekali mengeluarkan darah,” kenang Budiarsa.
Seiring perjalanan waktu, Budiarsa perlahan-lahan bisa menerima kondisinya. Hingga pada tahun 1999, Budiarsa mulai menggunakan kursi roda pemberian seorang warga Amerika.
Dalam keterbatasannya, Budiarsa tidak ingin menjadi beban bagi keluarga dan lingkungan sekitar. Bersama kedua saudaranya, ia membuat studio lukis. Selain itu, bersama sejumlah penyandang disabilitas, Budiarsa mendirikan Yayasan Cahaya Mutiara. (Bersambung)
Kisah selanjutnya, Baca juga: Derita Penyakit Langka, Ketut Budiarsa Aktif Melukis dan Tak Ingin Jadi Beban bagi Orang Lain (2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.