Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs di Tol Pandaan-Malang Merupakan Bangunan Suci Kerajaan Singosari

Kompas.com - 19/03/2019, 18:41 WIB
Andi Hartik,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur memastikan bahwa situs purbakala yang terdapat di proyek Tol Pandaan-Malang seksi 5 kilometer ke-37 merupakan bekas komplek bangunan suci pada masa Kerajaan Singosari.

Kepastian itu berdasarkan pada hasil ekskavasi yang sudah berlangsung selama delapan hari.

Kepala BPCB Jawa Timur, Andi Muhamad Said mengatakan, hasil ekskavasi menunjukkan bahwa struktur bata yang ditemukan awal merupakan bekas bangunan paduraksa.

Paduraksa adalah gapura atau pintu gerbang yang diatasnya memiliki atap berupa susunan bata. Paduraksa itu menghadap ke timur laut atau ke arah puncak Gunung Semeru. Dahulu, puncak Mahameru yang dikenal dengan puncak para dewa merupakan kiblat pemujaan.

Baca juga: Situs di Proyek Tol Pandaan-Malang Lebih Tua dari Zaman Majapahit

"Jadi itu ada paduraksa di depan. Jadi mengarah ke Semeru gitu lho," katanya usai rapat koordinasi di kantor Dinas Periwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Selasa (19/3/2019).

Sementara itu, di belakang paduraksa terdapat batur yang menjadi tempat arca. Hal ini sesuai dengan keterangan warga setempat yang dulu pernah menemukan berbagai bentuk arca di lokasi tersebut. Namun, arca itu sudah dibuang ke Sungai Amprong yang ada di sisi timur.

"Di belakangnya ada batur, itu tempat menaruh arca-arca. Tapi itu baru satu yang kita temukan. Harusnya dua. Itu makanya kita cari lagi ke arah timur laut, tapi belum ketemu," jelasnya.

Tim ekskavasi juga menemukan struktur bata yang merupakan altar atau tempat menaruh sesembahan warga terdahulu.

Baca juga: Struktur Bata Situs Purbakala Kembali Ditemukan di Tol Pandaan-Malang

"Altar itu sudah clear. Pintu paduraksa sudah clear," jelasnya.

Andi menjelaskan, situs bangunan itu sudah tersisa pondasi. Kemungkinan, bentuk bangunan sudah rusak. Sebab, ada riwayat yang menyebutkan bahwa kawasan itu merupakan pusat Kampung Ngadipuro yang pecah dua menjadi Madyopuro dan Sekarpuro.

Madyopuro merupakan kelurahan yang masuk wilayah Kota Malang. Sedangkan Sekarpuro merupakan desa tempat ditemukannya situs itu.

Dijelaskan Andi, bangunan dengan pondasi batu bata sudah ada sejak masa Kerajaan Kediri atau sebelum Kerajaan Singosari berdiri.

"Iya (pondasi batu bata), zaman (kerajaan) Kediri sudah pakai bata," jelasnya.

Baca juga: Penggalian Situs Purbakala di Tol Pandaan-Malang Meluas

Periodesasi situs bangunan itu didasarkan pada bentuk bata yang ukurannya lebih besar dari bata peninggalan Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerjo. Selain itu, ditemukan pula koin gobog dan fragment porselen dari bahan keramik yang diperkirakan bekas peninggalan Dinasti Song yang memerintah Tiongkok pada abad ke-10 hingga abad ke-13.

Dengan begitu, tiga temuan itu mengerucut pada masa Kerajaan Singosari yang berdiri pada tahun 1222 atau abad ke-13 masehi.

"Tiga dasar temuan itu mengerucut pada periodesasi Singosari," kata Arkeolog BPCB Jawa Timur, Wicaksono Dwi Nugroho.

Sampai saat ini, ekskavasi dilakukan secara horizontal dan mencapai 380 meter persegi ke arah barat dari temuan awal. Seluas 201 meter persegi merupakan wilayah tol sedangkan sisanya merupakan wilayah warga.

Sebelumnya, ditemukan situs purbakala di lokasi proyek Tol Pandaan-Malang seksi 5 kilometer ke-37 Dusun Sekaran, Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Situs itu ditemukan akibat terkeruk alat berat yang sedang mengerjakan tol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com