Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Hiu yang Mati Mendadak di Karimunjawa Ditangkar Sejak Puluhan Tahun

Kompas.com - 19/03/2019, 12:29 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com – Pemilik Penangkaran Ikan Hiu Kencana di Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah, Cun Ming merasa sangat kehilangan dengan matinya ratusan ikan hiu peliharaannya di Pulau Menjangan Besar, Karimunjawa.

Ditangkar selama puluhan, dalam sekejap, ratusan hiu yang sudah besar ditemukan mati mendadak pada Kamis (7/3/2019) pukul 04.00 WIB.

Cun Ming mengatakan, selama hampir 50 tahun menangkarkan hiu, Baru kali ini ikan peliharannya mati secara mendadak.

“Bagi saya, ikan hiu tidak ada nilainya. Apalagi kalau sudah besar, lalu jinak,” ujar Cun Ming, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/3/2019).

Baca juga: 110 Hiu di Penangkaran Karimunjawa Mati Mendadak

Cun Ming telah menangkar ikan predator itu sejak 1960. Sejak muda, ia sudah menangkar ikan itu hingga berhasil berkembang biak. Ada lima kolam penangkaran hiu di Pulau Menjangan Besar, dua kolam diantaranya berisi hiu indukan.

Dikatakannya, 110 hiu yang mati merupakan hiu yang sudah besar, dan sebagian lainnya adalah hiu indukan. Jika hiu indukan sudah tidak ada lagi, butuh waktu lama untuk proses pembiakan lagi.

“Sekarang induknya sudah tidak ada. yang ada hanya anak-anaknya yang masih kecil, di kolam terpisah. Hiu kecil masih ada karena ketika dikasih makan yang kecil tidak kebagian. Ini yang mati indukan yang sudah dirawat puluhan tahun,” katanya.

Kematian ratusan hiu itu, kata dia, selain merugikan dirinya juga merugikan aktivitas pariwisata di Karimunjawa. Tempat penangkaran hiu itu salah satunya menjadi tujuan wisatawan saat melancong ke pulau terluar di Jawa Tengah.

“Itu juga aset pariwisata di Karimunjawa, penangkaran itu satu-satunya di Karimunjawa, dan bahkan di Indonesia. Tempat kami juga dijadikan tempat penelitian dan sarana pendidikan dari berbagai pihak,” tambahnya.

Baca juga: Pemilik Penangkaran Laporkan soal Ratusan Hiu Mati Mendadak ke Polisi

Ratusan ikan hiu di penangkaran yang mati mendadak telah dimusnahkan dengan cara dibakar. Namun sebelum dibakar, Cun Ming dan pengelola mengambil sampel air dan daging hiu untuk diteliti di laboratorium ikan di Jepara.

“Ikannya sudah dibakar semua. Ikannya sudah gede-gede, satunya sekitar 30 kilogram. Ikan kecil dan tumbuhan di dalamnya juga mati,” ujarnya.

“Saya punya lima kolam, dua kolam isinya mati semua. Yang tiga kolam tidak apa-apa, lalu dua kolam airnya dibersihkan agar tidak tercemar ke kolam lain,” tambahnya.

Sebelumnya, Cun Ming telah melaporkan temuan ikan hiu yang mati mendadak miliknya ke Polda Jawa Tengah. Laporan dilakukan pada Selasa (12/3/2019) lalu.

Butuh waktu cukup lama bagi Cun Ming dan petugasnya membawa ikan ke Jepara untuk dilakukan penelitian. Sarana transportasi kapal yang terbatas, serta berat ikan menjadi penyebabnya.

Cun Ming mengatakan, setelah ratusan hiu ditemukan mati, pihaknya secepat mungkin membawa sampel ke laboratorium ikan untuk mengetahui penyebabnya. Namun, hal itu bisa dilakukan sehari berikutnya.

“Saya mau bawa sampel ke Jepara itu bisanya hari Jumat. Hari Kamis tidak ada kapalnya, lalu hari Jumat sampai di Jepara juga sudah sore. Sampai di lab, sudah tutup, Sabtu-Miinggu juga tutup, dan baru diteliti pada Senin pekan depan,” katanya.

Kendati demikian, Cun Ming berhasil berkomunikasi dengan kepala laboratorium untuk mengetahui penyebabnya. Dari komunikasi itu, didapat keterangan bahwa kematian ratusan ekor hiu secara mendadak diduga bukan karena penyakit, melainkan ulah tangan jahil. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com