Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentuk TAP Jabar, Ridwan Kamil Jamin Sesuai Aturan

Kompas.com - 18/03/2019, 17:54 WIB
Dendi Ramdhani,
Khairina

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjelaskan alasannya membentuk Tim Akselerasi Pembangunan (TAP).

Sebelumnya, Ridwan Kamil membentuk Tim Akselerasi Pembangunan (TAP) berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat nomor 060.1/Kep.1244-Org/2018 yang dikeluarkan pada 27 November 2018.

TAP diisi sejumlah pakar dengan latar belakang keilmuan beragam seperti Erry Riyana Hardjapamekas, Indratmo Soekarno, Bernardus Djonoputro, Evi S Saleha, Budi Raharjo, Budhiana Kartawijaya, Kusmayanto Kadiman, Asep Warlan dan Dedi Kusnadi Thamim.

Mereka menjabat sebagai Dewan Pakar yang diketuai oleh Tri Hanggono yang merupakan Rektor Universitas Padjadjaran.

Selain itu TAP juga juga diisi Dewan Eksekutif seperti Arfi Rafnialdi (Ketua Harian), Juwanda, Sri Pujiyanti, Elpi Nazmuzzaman, Ridwansyah Yusuf Achmad, Ferdhiman Putera Bariguna, Lia Endiani, Wahyu Nugroho, Wildan Nurul Padjar.

Baca juga: Bappeda dan TAP Jabar Godok 19 Proyek KPBU Senilai Rp 29 Triliun

Ridwan menjelaskan, TAP dibentuk untuk memberikan nasihat terhadap kebijakan yang akan diambil.

"Saya perlu tim menasihati memperlancar urusan yang kadang enggak ada speknya dalam OPD (organisasi perangkat daerah). Di awal kita butuh dan dikonsepkan minimalis, isinya ada 19 orang. Hanya 19 orang, jumlahnya sangat hemat untuk dinamika Jabar yang sangat berat," tutur Emil, sapaan akrabnya di Gedung Pakuan, Jalan Cicendo, Senin (18/3/2019).

Emil menuturkan, tim TAP dipilih secara subjektif sesuai dengan kompetensi dan chemistry.

"Yang kompeten banyak tapi enggak punya chemistry. Kalau chemistry tanpa kompetensi ya KKN. Ini bukan penampungan timses," tegas Emil.

Pembentukan tim gubernur di luar OPD, kata Emil, hal yang wajar. Beberapa daerah, termasuk Jakarta juga membentuk Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP).

"Kenapa ini ada karena dibutuhkan, di level presiden ada stafsus, siapa orang di dalamnya ya orang yang punya chemistry dan kompetensi. Karena memang dibutuhkan. Bahkan setengahnya enggak mau dibayar," ucapnya.

Tim itu, lanjut Emil, sengaja dilembagakan untuk mengurangi persepsi negatif dari pihak luar.

Ia pun menjamin pembentukan tim itu sesuai aturan dan minim konflik kepentingan.

"Semuanya sudah menandatangani pakta integritas. Mereka hanya narasumber bukan orang yang mengoperatori kegiatan. Dia hanya memberikan input kepada gubernur untuk memberikan keputusan. Silakan media monitor kalau ada hal yang dianggap melebihi sekadar narasumber," jelasnya.

Sementara itu, Anggota Tim Akselerasi Pembangunan (TAP) Jawa Barat Erry Riyana Hardjapamekas menegaskan, pembentukan TAP Jabar sudah sesuai aturan, transparan dan diisi orang kredibel dibidangnya.

"TAP dibentuk dengan keterbukaan, tanpa sembunyi-sembunyi atau dikemas dengan cara kemasan indah. Potensi konflik kepentingan (PKK) muncul ketika keterbukaan tidak hadir, sebaliknya PKK tereduksi ketika transparansi hadir," ujar Erry, Senin (18/3/2019).

Ia pun mempersilakan semua pihak yang punya kewenangan untuk mengawasi kinerja tim tersebut.

"Silakan semua anggota TAP diawasi, dan ditegur bila ada yang menyimpang atau menyalahgunakan wewenang, kalau pun punya wewenang," kata mantan Ketua KPK itu.

Erry menjelaskan, pembentukan TAP Jabar dilakukan untuk mengakselerasi program kerja serta mempercepat realisasi pembangunan di Jabar. Hal itu sesuai dengan arahan Gubernur Jabar Ridwan Kamil yang mengusung tagline 'Jabar Ngabret'.

"Mengangkat orang yang dipercaya itu bukanlah pelanggaran etika atau hukum, melainkan kewajaran semata. Mari berpikir positif tanpa prasangka, bicara dengan data dan fakta. Terlalu mudah bila sekadar mencari kesalahan atau kelemahan, mari kita bersama-sama nenggali gagasan," tutur Erry.

"Kepada Kang Emil, tetap semangat dan cermat, terima semua kritik sebagai suplemen gairah kejuangan," jelasnya.

Kompas TV Inilah keramaian pada 24 Februari lalu. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil bersama Menteri Pariwisata, Arief Yahya dan para pemain film Dilan 1991 secara simbolis melakukan peletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan Dilan Corner di area GOR Saparua. Rencana pembuatan Taman Dilan atau Dilan Corner di kawasan GOR Saparua, Kota Bandung oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil ditanggapi beragam oleh masyarakat. Ada yang setuju dan tidak setuju dengan keputusan Gubernur Jawa Barat yang biasa disapa Kang Emil ini.salah satunya pernyataan dari seorang seniman Kota Bandung, Iman Soleh. Menurutnya pembuatan Taman Dilan atau Dilan Corner di Kota Bandung merupakan hal yang biasa asalkan taman itu dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat serta memiliki fungsi edukasi. Pernyataan berbeda datang dari Pengamat Hukum Tata Negara Universitas Katolik Parahyangan, Asep Warlan yang mengatakan keputusan Ridwan Kamil membuat Taman Dilan atau Dilan Corner di GOR Saparua, Kota Bandung merupakan hal yang berlebihan. Ia menilai masih banyak tokoh lain yang lebih layak dibuatkan monumen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com