Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menengok PLTS Hybrid Pertama di Sumatera, Hemat Energi dan Ongkos

Kompas.com - 18/03/2019, 11:24 WIB
Heru Dahnur ,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid pertama di Sumatera, mulai dioperasikan di Pulau Celagen, Lepar Pongok, Kepulauan Bangka Belitung.

Kapasitas pembangkit yang digunakan untuk menerangi 1.243 pelanggan dengan demand 44 kilo watt (kW) ini tercatat sebesar 80 kilo watt peak (kWp) yang dilengkapi inverter berkapasitas 1.000 kVA, baterai kapasitas 350 kWh dan genset kapasitas 100 kVA.

Sebelumnya, pelanggan di pulau yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan ini dilistriki oleh PLN menggunakan PLTD selama 24 jam.

Melalui penerapan teknologi ini, pola operasi pada siang hari berubah dengan memanfaatkan energi matahari.

“Pelanggan di Pulau Celagen ini disuplai penuh dengan menggunakan PLTS mulai dari pukul 09.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB. Pada malam hari secara otomatis suplai beralih menggunakan PLTD tanpa ada kedip di rumah pelanggan," kata Manajer Unit Pembangkitan Ketenagalistrikan (UPK) Bangka Belitung, I Made Hartayasa, kepada Kompas.com di Pangkal Pinang, Minggu (17/3/2019).

Baca juga: Dukung Energi Baru Terbarukan, Siemens Bangun Sistem Monitor di PLTS

Pemanfaatan PLTS Hybrid ini juga berdampak pada penghematan konsumsi bahan bakar minyak (BBM).

Semenjak dioperasikannya PLTS Hybrid, terjadi penurunan konsumsi BBM yang cukup signifikan, dari sebelumnya 338 literper hari menjadi 296 liter per hari, atau terdapat penghematan sebesar 43 liter per hari atau setara Rp 373.198 per hari.

Made mengatakan, dengan teknologi ini terdapat efisiensi sebesar Rp 136.217.321 per tahun yang berdampak positif pada efisiensi biaya pokok penyediaan (BPP) sistem kelistrikan Celagen yang sebelumnya sebesar Rp 2.836,03 per kWh menjadi Rp 2.485,15 per kWh, atau turun sebesar Rp 350.08 per kWh.

General Manager PLN Unit Induk Wilayah Bangka Belitung, Abdul Mukhlis mengatakan, pengoperasian PLTS Hybrid pertama di Sumatera ini adalah langkah strategis dalam menyukseskan program pencapaian energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi sebesar 23 persen pada 2025.

Baca juga: Tinjau PLTS Daruba, Kemenko Kemaritiman Pastikan Pasokan Listrik Morotai Cukup

Pengoperasian PLTS Hybrid ini merupakan langkah awal dari grand strategy PLN UIW Bangka Belitung, dimana pada 2020 nanti seluruh pulau – pulau terpencil di Bangka Belitung akan diterangi menggunakan EBT.

“Akhir tahun, giliran Pulau Bukulimau ditargetkan beroperasi menggunakan PLTS Hybrid dan teknologi konversi high speed diesel (HSD) menjadi minyak kelapa sawit mentah atau yang bisa disebut dengan CPO (crude palm oil)," jelas Mukhlis.

Mukhlis mengatakan, sebagai daerah kepulauan yang memiliki pelanggan tersebar di pulau – pulau terpencil yang mana di daerah tersebut dilistriki oleh PLN menggunakan PLTD, maka pada 2020, enam pulau ditargetkan beroperasi menggunakan EBT berteknologi hybrid CPO.

Keenam pulau tersebut yaitu Pulau Pongok, Nangka, Sumedang, Seliu, Selat Nasik, dan Pulau Gresik.

Manfaat lain pengoperasian PLTS Hybrid ini berupa keandalan dan kontinuitas pasokan listrik yang terus terjaga.

Hal ini dirasakan Rendi, warga pulau dengan luas 3,54 Km persegi ini yang mengaku senang dengan konsistensi suplai pasokan listrik di rumahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com