Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Negara Kena Abrasi, 9 Desa di Bengkulu Terisolir

Kompas.com - 16/03/2019, 18:31 WIB
Firmansyah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menegaskan jalan negara rusak akibat abrasi di Kabupaten Bengkulu Utara yang mengisolasi sembilan desa segera diperbaiki mulai April 2019.

"April ini harus dikerjakan, tidak ada kaitannya dengan Pilpres, ada sembilan desa menggunakan jalan ini, direlokasi juga tak mungkin. Tidak mudah orang yang tercerabut dari kampung halamannya, sama seperti saya yang tidak ada lagi kampung halaman," ujar Basuki saat mengecek jalan negara di Kabupaten Bengkulu Utara, Sabtu (16/3/2019).

Jalan negara rusak akibat abrasi yang dikunjungi menteri diantaranya terletak di Kecamatan Batik Nau, Bengkulu Utara. Rusaknya jalan ini sebenarnya telah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Abrasi, Efek Perubahan Iklim Ancaman Tersembunyi Kedaulatan NKRI

Sebelumnya, laporan jalan negara yang rusak akibat abrasi disampaikan Bupati Bengkulu Utara Mian pada Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo.

Selanjutnya laporan itu diteruskan ke menteri Basuki. "Ini ada 9 desa ini akan saya kerjakan," kata Basuki.

Jalan yang rusak akibat abrasi itu akan diisi batu-batu menurut Basuki ini persoalan kecil yang dapat segera ia kerjakan.

Abrasi rusak jalan negara

Diakui Basuki, umumnya jalan negara di Indonesia banyak berdampingan dengan pantai. Kerusakan akibat abrasi terjadi di sejumlah wilayah termasuk Bengkulu di Pulau Sumatera.

"Dana pemeliharaan memang mahal namun kita akan prioritaskan beberapa tempat yang memang diperlukan," ujarnya.

Baca juga: Abrasi Mengancam Keberadaan Benteng Anna di Bengkulu

Provinsi Bengkulu memiliki garis panjang 525 kilometer yang melintasi 7 kabupaten. Kondisi jalan rusak akibat abrasi marak terjadi.

Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Hari Suprayogi menyebutkan sepanjang 2018 program pengamanan jalan di pantai terutama di Bengkulu sejauh ini belum ada dana tersedia.

"Selama ini jalan rusak akibat abrasi memang di wilayah Bengkulu itu di sini (Bengkulu Utara) dan Kabupaten Mukomuko," kata Hari. 

20 desa terancam hilang

Direktur Eksekutif Walhi Bengkulu Benny Ardiansyah menyebutkan, laju rata-rata abrasi di kawasan pesisir daerah itu mencapai 10 sentimeter hingga 30 sentimeter per hari, kecepatan abrasi juga terjadi jika terdapat aktivitas pertambangan dan kerusakan di wilayah pesisir.

"Kecepatan abrasi akan signifikan terjadi bila di sebuah kawasan itu terdapat aktivitas perusakan bibir pantai seperti tambang pasir dan batu," kata Benny.

Baca juga: Satu Kampung di Kepulauan Riau Terancam Hilang akibat Abrasi Laut

Sepanjang 525 kilometer panjang pesisir Bengkulu dari data yang dimiliki Walhi setidaknya terdapat 128 desa bermukim memanjang mulai dari Kabupaten Mukomuko berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat, hingga Kabupaten Kaur berbatasan dengan Provinsi Lampung.

Koordinator Kebencanaan Woman Crisis Center (WCC) Cahaya Perempuan, Bengkulu, Nurcholis Sastro, mengungkapkan, secara ekstrem pada tahun 2040 sedikitnya 20 desa di kawasan pesisir daerah itu diprediksi akan menghilang akibat laju abrasi yang sangat tinggi.

"Saat ini jarak bibir pantai dengan permukiman penduduk sudah sangat dekat, bahkan ada beberapa rumah yang tepat berada di bibir pantai," kata Nurcholis.

Baca juga: Digerus Abrasi, Pantai Kayu Angin di Nunukan Hilang 27 Meter

Sementara itu menurut Mendes Eko, program infrastruktur desa akan sangat tidak berarti bila jalan produksi seperti jalan negara rusak.

"Harga akan semakin melonjak, ongkos produksi akan ikut naik bila jalan buruk. Oleh karenanya presiden meminta para menteri keroyokan membangun Bengkulu," demikian kata Eko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com