Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Sabotase, KPU Demak Periksa Ketat Pelipat Surat Suara

Kompas.com - 16/03/2019, 08:21 WIB
Ari Widodo,
Khairina

Tim Redaksi

DEMAK,KOMPAS.com - Layaknya peserta Ujian Nasional, para pelipat kartu suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 di Kabupaten Demak tak diizinkan membawa peralatan apapun dari luar ruangan.

Ratusan warga Demak yang terpilih sebagai pelipat surat suara diperiksa secara ketat sebelum memulai aktivitasnya di aula gedung Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia ( IPHI ) Desa Jogoloyo, Kecamatan Wonosalam, Demak, Jumat (15/3/2019).

Sebelum memasuki ruangan, para pengawas dan koordinator melakukan sweeping terhadap barang bawaan mereka.

Baca juga: KPU 3 Kabupaten di NTT Terlambat Terima Surat Suara

Komisioner KPU Demak Divisi Teknik Penyelenggaraan Abdul Latif mengatakan, sweeping yang dilakukan oleh petugas untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya sabotase.

"Semua alat komunikasi, alat tulis, tas, dan peralatan yang terindikasi bisa jadi alat sabotase kami amankan. Para pelipat masuk ke ruangan dengan tangan kosong. Bahkan kuku yang panjang pun harus dipotong untuk menghindari hal - hal yang tidak diinginkan," kata pria yang akrab dipanggil Menco ini.

Berdasarkan pantauan KPU Demak, hingga hari ini belum ada laporan kerusakan surat suara yang parah.

Jika pun ada, hanya permukaan kertas hasil lipatan yang kurang rapi akibat penekanan tidak pas pada garis lipatan.

"Surat suara datang dari pusat sejumlah DPT Demak yakni 877.343 lembar dengan ekstra 2 persen jumlah DPT. Jadi, total surat suara 894.890 eksemplar," ujarnya.

Para pekerja melakukan penyortiran dan pelipatan surat suara dengan gesit. Tangan mereka terus bekerja, sembari sesekali mengobrol dengan teman sebelahnya.

Mereka yang bekerja sebagai pelipat surat suara tersebut, mayoritas jasa langganan tiap kali ada perhelatan demokrasi di tingkat Kabupaten Demak.

"Ongkos jasanya, per lembar 50 rupiah. Pengalaman sebelumnya, sehari bisa dapat Rp. 100.000. Lumayan, bisa bisa nambah uang jajan anak, daripada di rumah saja. Disini juga bisa tambah saudara,"kata Catur Sri (41) asal Kelurahan Mangunjiwan, Demak yang mengaku sudah tiga kali ikut membantu KPU Demak menyortir dan melipat surat suara.

Menanggapi minimal ongkos jasa lipatan, Abdul Latif menyatakan bahwa untuk ongkos melipat kertas suara tidak ada standarisasi dari KPU Pusat.

"Standar kelayakan upahnya tidak diseragamkan. Jika di Demak dan wilayah sekitarnya, per eksemplar Rp 50 mungkin di Jakarta bisa lebih karena standarnya berbeda," kata aktivis muda NU Demak ini.

Baca juga: Surat Suara Kota Mataram Masih Kurang Ratusan Ribu Lembar

Sementara itu, Ketua KPU Demak Bambang Setya Budi menambahkan, KPU Demak baru melaksanakan penyortiran dan pelipatan kertas suara Pemilu 2019 untuk surat suara Presiden dan Wakil Presiden.

"Surat suara yang sudah ada baru pemilu Presiden dan Wakil Presiden, sedangkan surat suara lainnya dalam proses pengiriman. Insya Allah surat suara untuk DPD RI datang malam ini," kata Bambang.

Dalam kegiatan penyortiran dan pelipatan surat suara, pihaknya melibatkan sebanyak 240 tenaga yang dibagi dalam 30 tim.

"Petugas sortir dan lipat masing - masing tim sebanyak 8 orang. Kalau sehari mereka bekerja selama 7 - 8 jam, maka dua hari bisa selesai," ujarnya. 

Kompas TV Komisi Pemilihan Umum Kabupaten #Brebes membuka lowongan pekerjaan bagi ibu-ibu dalam kegiatan pelipatan surat suara yang akan digunakan pada #Pemilu2019 mendatang. Meski ada pembatasan jumlah pekerja dari pihak KPU, ibu-ibu yang biasanya hanya sebagai ibu rumah tangga itu rela mengantre. #KPU Brebes memberikan upah sebagai tenaga pelipat surat suara sebesar Rp 85 untuk setiap surat suara pilpres dan Rp 120 setiap lembarnya untuk #suratsuara DPD dan DPR RI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com