Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-ledakan Bom di Sibolga, Ratusan Warga Mengungsi

Kompas.com - 14/03/2019, 22:19 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Pascaledakan bom di Kelurahan Pancuranbambu, Kecamatan Sibolgasambas, Kota Sibolga, Sumatera Utara, ratusan warga harus mengungsi.

Pasalnya, kawasan tempat tinggal mereka masih dilakukan sterilisasi karena dikhawatirkan ada sisa bahan peledak yang belum diamankan.

Permukiman yang disterilkan berada dalam radius 100 meter dari rumah terduga AH alias Uppang. Kerusakan akibat ledakan bervariasi mulai ringan hingga berat.

Ada yang sejak hari pertama ledakan, warga tidak kembali ke rumah. Bahkan untuk sekadar mengganti pakaian.

Sebelum tenda-tenda dibangun, banyak warga memilih tidur di teras rumah warga yang yang tak terdampak.

Baca juga: Polisi Amankan 5 Bom Kontainer di Rumah Terduga Teroris di Sibolga

Kamis (14/3/2019) siang, warga berinisiatif membuat dapur umum di pinggir jalan dan teras rumah. Mereka bergotong-royong memasak dengan menu ala kadarnya, nasi, mi instan dan dadar telur.

Belum ada data resmi berapa jumlah warga yang terdampak, instansi terkait masih melakukan pendataan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sibolga Juangon Daulay mengatakan, tenda-tenda dan posko dinas kesehatan sudah dibangun.

"Kita tangani pengungsi dulu. Sampai saat ini belum bisa masuk ke lokasi untuk mendata berapa kerusakan yang terjadi. Sepertinya bakal lama masa tanggap daruratnya. Saat ini polisi masih bersiaga di lokasi menjaga titik ledakan tetap steril," kata Juangon lewat sambungan telepon kepada Kompas.com, Kamis (14/3/2019) malam.

Baca juga: Polisi Temukan 300 Kilogram Bahan Peledak dari Terduga Teroris di Sibolga

Seperti diberitakan, bom meledak di dekat kediaman terduga AH ketika Densus 88 Anti Teror Mabes Polri akan meringkusnya pada Selasa (12/3/2019).

Ledakan menyebabkan ketakutan dan melukai seorang polisi. Bom kembali meledak pada Rabu (13/3/2019) dinihari.

Marnita Sari Hutahuruk alias Solimah yang merupakan istri AH melakukan bom bunuh diri bersama anaknya. Aksi ini setelah polisi gagal membujuknya untuk menyerahkan diri.

Selain AH, polisi juga meringkus AK alias Ameng alias Abu Halimah, dan ZP alias Ogek Zul di Sibolga.

Kemudian menangkap perempuan berinisial R di Kota Tanjungbalai, dan M di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Dari dua titik di Sibolga, polisi menyita ratusan kilogram bahan baku peledak dan sejumlah bom rakitan aktif.

Baca juga: Setelah Husain, Polisi Tangkap 2 Terduga Teroris Lain di Sibolga

Soal penangkapan R dan M, Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto yang dikonfirmasi wartawan membenarkannya. Agus bilang, R diamankan di kawasan Kelurahan Sirantau, Kecamatan Datuk Bandar, Kota Tanjungbalai.

R merupakan warga Jalan Ampera, Dusun II, Desa Baganpekan, Kecamatan Tanjungbalai Asahan, Kabupaten Asahan.

"Sudah kita amankan dua orang, R dan M," kata Agus, Kamis (14/3/2019).

R ini, lanjut dia, mengetahui pembelian bahan baku bom. R juga merupakan istri dari Hendri Syahli Manurung (27), warga Tanjungbalai yang diduga salah satu anggota jaringan JAD kelompok Syaiful yang ditembak mati Densus 88 pada Oktober 2018 lalu. Total ada lima terduga pelaku yang ditangkap di Sumut.

"Tiga orang ditangkap di Sibolga, dua lagi R dan M. Sementara Solimah dan anaknya bunuh diri setelah negosiasi gagal. Jenazahnya sudah dievakuasi, kondisinya tidak utuh lagi. Dua ledakan terjadi dinihari menyebabkan rumah terduga dan sekitarnya hancur. Kita juga menemukan ratusan kilogram bahan baku peledak dari dua titik di Sibolga," pungkas Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com