Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kali, Penyandang Disabilitas Netra Dilatih Jadi Barista

Kompas.com - 14/03/2019, 11:14 WIB
Agie Permadi,
Khairina

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Meski dalam kondisi kekurangan penglihatan, A Zaelani (27), salah satu peserta pelatihan barista, terlihat semangat mengikuti pelatihan tersebut.

Alumni Wyata Guna tahun 2010 ini mengaku tertarik dengan pelatihan barista bagi penyandang disabilitas netra itu. Bagaimana tidak, pelatihan itu bisa meningkatkan keterampilan hidupnya.

"Tertarik karena lulusan Wyata Guna hanya bisa pijat, sekarang dikasih tahu pembimbing kita ada kelas barista, ya saya tertarik," serunya.

Pelatihan barista gratis bagi disabiitas netra ini digelar di Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabiitas Sensorik Netra (BRSPDN) Wyata Guna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jawa Barat, atas kerjasama dengan Siloam Center for The Blind Korea.

Baca juga: Kibor Piano untuk Mbah Jo, Pemijat Tuna Netra di Terminal Banyuwangi

BRSPDN Wyata Guna sendiri menjadi pilot project pertama di Indonesia dalam pelatihan barista bagi disabilitas netra.

Usai pembukaan pelatihan barista itu, Kepala BRSPDN Wyata Guna Sudarsono mengatakan, momen kerja sama proyek pelatihan barista bagi disabilitas netra ini guna meningkatkan kapabilitas penyandang disabilitas netra dalam mendapatkan keterampilan hidup (livelihood).

"Berkaitan kerja sama ini, kami dapat pelatihan dari instruktur Korea yang sudah punya pengalaman melakukan pelatihan barista di Korea dan bahkan dia mengembangkan di Mongolia dan berhasil. Dalam konteks itu, Siloam ingin mengembangkan upaya ini di indonesia," jelas Sudarsono, di Wyata Guna, Rabu (13/3/2019).

Pelatihan barista bagi penyandang disabiitas netra ini didanai sepenuhnya oleh Siloam Center for The Blind Korea, namun waktu pelatihannya cukup singkat, hanya dalam waktu 4 bulan saja.

Baca juga: Cerita Nimatul Fauziah, Atlet Tuna Netra Peraih Perak Lawnball Asian Para Games 2018 (2)
Meski begitu, nantinya instruktur barista yang didatangkan langsung dari Korea ini akan melatih instruktur yang ada di Wyata Guna.

Dengan demikian, pengetahuan yang didapatkan bisa disampaikan kepada peserta lainnya.

"Nanti dari transfer of knowledge itu akan disampaikan instruktur kita untuk melatih anak-anak disabilitas di kita (Wyata Guna)," katanya.

Selama 4 bulan pelatihan, para peserta akan dilatih bagaimana menjalankan bisnis peracikan kopi ini.

"Pihak Korea akan membantu kita untuk membuat kafe untuk bekerja mereka (penyandang disabilitas netra). Ini peluang baik mengembangkan rehabilitasi sosial tingkat lanjut, dengan waktu singkat, kita rencana akan terus berjalan selama tiga tahun ke depan," katanya.

Warnai kafe di Bandung

Menjamurnya kedai kopi di Bandung menjadi salah satu alasan pelatihan barista bagi penyandang disabilitas netra ini.

"Ini momentum kafe di Bandung akan kami warnai dari teman-teman disabilitas netra. Konsumen bisa membandingkan bahwa racikan dari anak kita tidak kalah pentingnya bagi mereka," pungkasnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com