Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

E-Smart IKM 2019, Ajang IKM Jadi Melek Teknologi di Era Revolusi Industri 4.0

Kompas.com - 12/03/2019, 19:35 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com – Kementerian Perindustrian terus menggenjot pelaku industri kecil dan menengah agar aktif memanfaatkan teknologi digital untuk pengembangan usahanya. Kemenperin berupaya agar IKM menjadi e-commerce di masa revolusi industri 4.0.

Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih di Semarang menjelaskan, upaya pemerintah memacu IKM dilakukan dengan beragam cara.

Di Semarang, Selasa (12/3/2019), Kemenperin menggelar e-Smart IKM 2019 yang dihadiri 1.000 IKM dari seluruh wilayah di Jawa Tengah.

IKM juga dikenalkan dengan 15 platform digital dan lembaga pembiayaan seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Blibli, Gojek, Blanja.com, Ralali.com, Mbizmarket, Tokoin, Dana, Imooji, odoo Indonesia Network, Tata Sarana Mandiri, BNI, JNE, dan Si Cepat.

Baca juga: Jokowi-Maruf Janji Revisi UU yang Hambat Perkembangan UKM

Acara dikemas dengan model pameran, talkshow dan workhsop.

“Jadi, sasarannya peningkatan peran IKM di perekonomian Indonesia. Maka langkah pertama, pendekatan pasar," ujar Gati, kepada wartawan, seusai meninjau seusai kegiatan di UTC Semarang, Selasa siang tadi.

"Apa produk yang dibutuhkan pasar, dari situ kita bisa tahu IKM pembinaannya seperti apa, komoditi apa bisa diterima pasar agar penghasilan meningkat. Alat penjualan melalui market place itu yang jualan berapa? kebanyakan yang produk bagus. Dari situ digenjot. Kalau bagus diberi bantuan peralatan agar meningkat, kalau tidak agus, nanti diberikan pembinaan agar bisa lebih bagus.” 

Menurut Gati, salah satu masalah yang dihadapi IKM itu lemahnya pemanfaatan teknologi. Melalui kegiatan ini, para pelaku IKM dipertemukan dengan pasar dan lembaga pembiayaan agar dapat belajar menggunakan platform digital.

Baca juga: Semarak Festival IKM 2018 : Inovasi, Kompetensi, dan Standardisasi

 

Selain itu, pelaku IKM juga dituntut meningkatkan kualitas dari produk usahanya.

Ditambahkannya, bahwa pengguna internet dan infrastrukturnya di Indonesia makin membaik. Setidaknya pengguna internet telah mencapai 54,3 persen dari total penduduk.

Oleh karena itu, penggunaan internet harus dimanfaatkan untuk usaha produktif yang mendorong efisiensi serta perluasan akses seperti jual beli online.

“Kita bikin kegiatan seperti ini banyak. Pada 2019 di tiga kota, di Bogor, Semarang, dan nanti Surabaya. Target kita 5.000, tapi tampaknya jumlahnya akan lebih, ini saja sudah lebih dari 3.000 (Go-Digital). Di luar Jawa, nanti akan diajarkan juga. Kalau ukm paling banyak kuliner, fashion, sisanya baru yang lain,” tambahnya.

Secara umum, program e-Smart IKM diluncurkan Kemenperin sejak 2017. Hingga 2018, sekitar 5.945 IKM dari seluruh Indonesia telah join dalam program ini yang berhasil membubuhkan transaksi hingga Rp1,5 miliar.

“Penjualan secara online baru sampai Rp 1,5 miliar sampai saat ini. Memang kalau diajari sekarang ini belum tentu laku sekarang. Yang gak laku nanti dibina, apa (masalah) produknya atau kemasannya. Jadi dibina agar lebih baik lagi,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com