Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesal Terima SMS Spam, Pria Ini Bangun Startup Beromzet Ratusan Juta Rupiah

Kompas.com - 11/03/2019, 10:13 WIB
Reni Susanti,
Khairina

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com – Ikhwan Reza dan teman-temannya kesal karena menerima SMS sampah (spam). Padahal, mereka tidak pernah memberikan nomor ponsel tersebut ke tenaga pemasaran.

“Awalnya kami kesal dengan banyaknya SMS spam. Lalu kepikiran untuk membuat startup digital, Bagidata,” ujar CEO Bagidata, Ikhwan Reza dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (11/3/2019).

Dalam perkembangannya, startup binaan internal PT Telkom Digital Amoeba ini tumbuh positif. Mereka bisa memeroleh keuntungan ratusan juta rupiah.

“Dengan Bagidata, pemilik nomor ponsel dengan sadar menyerahkan datanya, kemudian mendapatkan keuntungan dari data mereka,” ungkap Ikhwan.

Baca juga: KPK Nilai Startup Digital Dorong Penguatan Integritas Masyarakat

“Keuntungannya berupa poin dan uang yang langsung bisa ditarik ke rekening mereka," tambahnya.

Menurut dia, Bagidata justru ingin menyadarkan masyarakat bahwa data pribadi itu berharga dan pengguna internet berhak mendapatkan sesuatu dari data mereka.

Sebab, selama ini data pengguna internet diperoleh tanpa izin, tricky, dan diam-diam.

Ikhwan menjelaskan, dirinya percaya setiap orang berhak mengontrol data mereka. Atas pemikiran itu, ia membuat dua layanan Bagidata yakni permission-based marketing dan applicant profiling.

Permission-based marketing adalah pemilik data dapat memberikan data media sosial, struk belanja, tiket pesawat, dan lainnya.

“Yang mana ketika mereka mendapat promosi, maka pemilik akan mendapatkan keuntungan dalam bentuk uang dan poin. Saat ini sudah ada 18.000 lebih pengguna layanan tersebut,” ucapnya.

Sementara applicant profiling adalah layanan dalam membantu perusahaan melihat lebih dalam dari data media sosial yang sudah diberikan pelamar di perusahaannya.

Dengan melihat analisis sentimen dan perilaku, perusahaan dapat mengenal calon yang paling tepat dan sesuai dengan nilai-nilai perusahaannya.

"Untuk permission based marketing, kami menargetkan millenial, jadi mereka tinggal unduh layanan kami di Google Play Store,” imbuhnya.

Sementara target applicant profiling, merupakan klien mereka dari perusahaan telekomunikasi, startup travel, entertainment, kuliner, sosial, dan lainnya.

Bagidata pada program Digital Amoeba saat ini masuk fase validasi produk. Namun pendapatan mereka sudah ratusan juta rupiah. Mereka pun menargetkan 100.000 pengguna pada 2019 ini.

“Target kami menjadi perusahan big data terkemuka untuk layanan personal profiling sehingga masyarakat peroleh manfaat dari data personalnya,” ucapnya.

Kompas TV Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, banyak investor asing ingin memiliki saham perusahaan rintisan level Unicorn untuk mengincar kepemilikan data kegiatan ekonomi masyarakat. Menurut Sri Mulyani, pemerintah harus mengimbangi perkembangan ini dengan membangun kapasitas membaca data agar dapat mendesain kebijakan lebih baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com