Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dedi Mulyadi: Indonesia Butuh Jokowi

Kompas.com - 10/03/2019, 17:50 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Barat untuk Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, Dedi Mulyadi mengatakan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang memahami kebudayaaan dan keberagaman. Jokowi dianggap memenuhi kriteria pemimpin seperti itu.

"Pemimpin itu harus memenuhi aspek keragaman dan kebinekaan, dan Pak Jokowi adalah pemimpin yang memenuhi kriteria itu karena memang republik ini membutuhkan Jokowi," kata Dedi kepada Kompas.com melalui keterangan tertulis, Minggu (10/3/2019).

Kata Dedi, Jokowi dianggap memiliki pengalaman memimpin wilayah beragam. Mulai dari dua menjabat wali kota Solo dua periode, Gubernur DKI Jakarta dan Presiden Indonesia.

Menurutnya, pengalaman tersebut menjadi bekal bagi Jokowi memimpin Indonesia ke depan.

"Memimpin kota, gubernur dan Republik Indonesia itu memimpin keberagaman. Indonesia memerlukan orang yang biasa memimpin, yang mimpinnya bukan pemimpin satu komando, tapi mimpinnya yang biasa keragaman dan kebinekaan," kata Dedi.

Melawan hoaks

Dedi mengatakan, hari Minggu ini ia hadir menyambut kunjungan Jokowi di Monumen Juang di Kota Bandung, Jawa Barat.

Baca juga: Jokowi: 2019 di Jawa Barat, Kita Menang!

 

Dalam pidatonya di hadapan ribuan alumni perguruan tinggi negeri, swasta hingga SMA, Jokowi meminta relawannya untuk memerangi kabar hoaks dan bohong yang menyudutkan Jokowi.

Dedi menegaskan, kabar hoaks yang menyerang Jokowi rata-rata tidak rasional.

"Misalnya soal kabar bohong azan dilarang kalau Pak Jokowi memimpin. Itu tidak rasional karena Jokowi sekarang, (calon) wapresnya juga kiai. Sekarang Pak Jusuf Kalla juga dewan masjid," kata mantan bupati Purwakarta itu.

Sebelumnya, calon Presiden Joko Widodo mengajak kaum intelektual Tanah Air untuk memerangi kabar bohong alias hoaks dan fitnah yang belakangan marak terjadi.

"Sebagai kaum intelektual, kita ini harus berani menyuarakan, yang benar bilang benar, yang salah katakan salah," ujar Jokowi di depan 6.000-an pendukung yang memadati pelataran Monumen Perjuangan, Bandung, Minggu (10/3/2019).

Jokowi menegaskan, kaum intelektual di Indonesia sangat perlu memerangi hoaks dan sejenisnya. Sebab, kabar hoaks saat ini tidak hanya berseliweran di media sosial, tetapi juga sudah mulai disebarkan dari rumah ke rumah (door to door). Kabar fitnah itu tentunya menyesatkan masyarakat.

"Yang namanya hoaks sekarang, bukan hanya lewat media sosial saja. Tapi juga door to door. Maka harus kita perangi, lawan, jangan diam," ujar Jokowi.

Baca juga: Jokowi: Hoaks Sudah Door to Door, Lawan, Jangan Diam!

Jokowi mencontohkan dua kabar hoaks yang disebarkan secara door to door, yakni fitnah bahwa jika Jokowi menang tidak ada lagi azan dan kabar tentang pelajaran akan dihapus jika Jokowi terpilih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com