Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-Banjir, Pemprov Jatim Prioritaskan Penanganan Manula dan Anak Balita

Kompas.com - 10/03/2019, 07:58 WIB
Ghinan Salman,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur (Jatim) Kohar Hari Santoso mengatakan, pasca-banjir yang melanda wilayah Jatm, pihaknya memprioritaskan penanganan terhadap manula dengan kondisi lemah dan anak balita untuk segera dimasukkan ke tempat pengungsian yang telah disediakan.

"Mereka sudah dilakukan pemantauan tentang kesehatannya, sudah di-support dan diberikan bantuan-bantuan logistik lain, seperti diberikan makanan rutin, selimut, dan pakaian," ujar Kohar, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (9/3/2019).

Baca juga: Cerita Aiptu Sujadi, Polisi yang Tolong Anak Terjebak Banjir di Tol

Saat ini, kata Kohar, penanganan kesehatan warga pasca-banjir tidak memiliki kendala. Namun, pihaknya akan tetap waspada karena dikhawatirkan ada efek lanjutan, terutama masalah sanitasi.

Kohar mengarakan, setelah banjir, kondisi rumah warga harus dibersihkan karena dimungkinkan masih ada endapan lumpur dan kotoran tikus yang bisa membawa penyakit.

Kohar juga mengimbau masyarakat untuk tidak memaksakan diri bertahan di rumah yang terdampak banjir karena ingin menjaga harta benda maupun hal lainnya. 

Namun, hal pertama yang harus diperhatikan adalah tentang keselamatan dan kesehatan.

"Jika (banjir) sudah surut mohon diperhatikan untuk membersihkan lingkungannya lagi. Kita tata lagi, barangkali ada hal-hal yang mengkhawatirkan, termasuk ada sisa-sisa lumpur, kotoran, dan lain-lain, itu perlu dilakukan (penanganan)," katanya.

second disaster

Selain itu, kata Kohar, yang perlu diperhatikan juga terkait second disaster atau bencana susulan akibat banjir yang menerjang 15 kabupetan di Jatim beberapa hari terakhir.

Pemprov Jatim telah melakukan antisipasi melalui penyediaan shelter, air bersih, nurtisi, dan sanitasi.

Pihaknya juga telah membukaa pos kesehatan, bantuan, tempat pengungsian, kemudian warga yang sakit diperhatikan masalah kesehatannya.

"Tetapi Alhamdulillah sekarang (banjir) sudah mulai surut, sehingga tempat pelayanan kesehatan kita sudah bisa beroperasi normal. Sampai sejauh ini, tidak ada korban akibat banjir ini," terang Kohar.

Sementara itu, korban sakit yang terdata masih ditabulasikan dari berbagai posyandu yang dibuka atau yang dimiliki Dinkes Jatim.

Ia memastikan, semua warga yang terdampak banjir sudah tertangani dengan baik. Sebab, Dinas Kesehatan di kabupaten/kota juga membuka pos-pos kesehatan.

"Jadi polanya adalah dari kita memberikan dukungan, juga dukungan pihak-pihak terkait. Sehingga penanganan kesehatan sudah dilakukan," jelasnya.

Baca juga: Korban Banjir Bandang Ditandu Sejauh 22 Km Lewati Belasan Titik Longsor untuk Sampai Puskesmas

Berdasarkan laporan dari Pusdalops BPBD Provinsi Jawa Timur, sebanyak 15 kabupaten terdampak banjir meliputi Kabupaten Madiun, Nganjuk, Ngawi, Magetan, Sidoarjo, Kediri, Bojonegoro, Tuban, Probolinggo, Gresik, Pacitan, Tranggalek, Ponorogo, Lamongan dan Blitar.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, lebih dari 12.495 KK terdampak banjir.

Daerah paling parah dilanda banjir yakni Madiun karena meluapnya Sungai Jeroan yang merupakan anak Sungai Madiun.

Tercatat sebanyak 39 desa di 8 kecamatan di Kabupaten Madiun terendam banjir sehingga mengakibatkan 4.317 KK atau 17.268 jiwa terdampak banjir.

Dilaporkan ada dua rumah rusak berat, 253 hektar sawah tergenang, tanggul rusak di tiga titik, dua jembatan jembatan rusak, serta gorong-gorong, dan ribuan ternak terdampak banjir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com