Anggota tim SAR mengevakuasi satu persatu anak para siswa di SMK Terpadu Wisma Wisnu dengan menggunakan perahu karet mulai pukul 15.00.
Bupati Madiun Ahmad Dawami bersama tim SAR mengevakuasi puluhan siswa yang terjebak banjir bandang.
"Tadi pagi saat mereka mulai ujian belum banjir, tetapi, setelah pulang dari ujian tidak bisa keluar dari sekolah karena air banjir sudah datang," ujar pria yang akrab disapa Kaji Mbing.
Baca Juga: Cerita 43 Siswa SMK Madiun Terkepung Banjir Bandang Usai Ikut USBN
Kemacetan di ruas tol lajur Caruban-Madiun mengular hingga 7 kilometer.
Hal itu disebabkan sistem contraflow di titik KM 607.800 hingga KM 602 di Desa Glonggong, Kecamatan Balerejo, Kamis (7/3/2019) siang.
General Manager Operasi dan Pemeliharaan Jasa Marga Ngawi Kertosono, Charles Lendra mengatakan, antrean yang mengular terjadi lantaran pengendara mengantre pembukaan contraflow di dekat area tol yang terdampak banjir.
"Jadi banyak pengguna jalan yang menunggu kami memberlakukan contraflow di KM 603.600-KM. 604. Jadi maaf antrian agak panjang," kata Charles kepada Kompas.com di sela-sela pengaturan contraflow, Kamis.
Pada Kamis sore, lalu lintas di Tol Madiun sudah lancar. Tidak ada lagi antrean kendaraan dari arah Surabaya menuju Solo.
Baca Juga: Seorang Bocah Tewas dalam Kecelakaan Mobil di Tol Madiun yang Banjir
Direktur Pengembangan PT Jasa Marga Adrian Priohutomo mengatakan, banjir yang melanda tol bukan tanpa penyebab.
Debit air Sungai Jerowan dan jebolnya beberapa tanggul di Balerejo menyebabkan banjir meluap hingga di ruas tol KM 604.
"Kalau salahkan tol rasanya gimana. Kami sudah mengikuti prosedur yang ada baik dari sisi desain, perizinan dan amdalnya, sudah kami ikuti," ujar Adrian.
Dalam perencanaannya, jalan tol didesain untuk bisa mengatasi genangan air 60-80 sentimeter.
Namun, saat banjir menerjang tol, debitnya airnya tinggi.