Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Duka Keluarga Prajurit TNI yang Gugur di Nduga, Firasat Sang Ayah hingga Berencana Akan Menikah

Kompas.com - 09/03/2019, 14:32 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah sempat mendapat serangan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua, helikopter pengangkut tiga jenazah tiga prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) akhirnya berhasil tiba di Mimika.

Setelah disemayamkan di Mimika, ketiga jenazah prajurit TNI tersebut segera dikirimkan ke rumah duka masing-masing. Pihak keluarga pun menyambut kedatangan jenazah dengan isak tangis.

Ayah kandung Serda Bayu Aji (24), salah satu korban, mengaku, telah mendapat firasat sebelum mendengar berita duka tentang anak kesayangannya itu.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Jenazah Sertu Anumerta Yusdin disambut Marinir di rumah duka

Sertu Anumerta Yusdin dimakamkan secara militer di TMP Salobulo Palopo, Sabtu (09/03/2019) KOMPAS.com/AMRAN AMIR Sertu Anumerta Yusdin dimakamkan secara militer di TMP Salobulo Palopo, Sabtu (09/03/2019)

Jenazah Sertu Anumerta Yusdin, anggota Kopassus, disambut anggota Marinir saat tiba di rumah duka di desa Pongko, kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, pada pukul 00.15 WITA, Sabtu (09/03/2019) dini hari.

Isak tangis dari keluarga, sanak saudara, kerabat dan warga yang telah menanti sejak Jumat (08/03/2019) pagi mewarnai prosesi penjemputan jenazah saat tiba di rumah duka.

Kedua orangtua Yusdin merasa terpukul melihat peti jenazah anaknya masuk ke dalam rumah, bahkan salah satu keluarganya meratap di atas peti jenazah.

Wakil Bupati Luwu Syukur Bijak, yang juga bapak angkat dari almarhum, mengatakan, Sertu Anumerta Yusdin adalah sosok pemuda yang tangguh, ulet dan pemberani.

“Walaupun kami sangat bersedih kehilangan anak kami tetapi di balik kesedihan kami, kami tetap bangga dengan almarhum karena kepergian almarhum demi membela negara Republik Indonesia ini yang kita cintai," kata Syukur usai prosesi penerimaan jenazah di rumah duka.

Baca Juga: Tiba di Luwu, Jenazah Anggota Kopassus yang Gugur di Nduga Disambut Isak Tangis Keluarga

2. Sertu Anumerta Yusdin sudah sejak kecil ingin jadi tentara

Serda Yusdin, salah satu parajurit TNI yang menjadi korban penembakan oleh kelompok KKSB di Nduga, Papua, Kamis (07/03/2019)KOMPAS.com/AMRAN AMIR Serda Yusdin, salah satu parajurit TNI yang menjadi korban penembakan oleh kelompok KKSB di Nduga, Papua, Kamis (07/03/2019)

Ibu Yusdin, Enni mengatakan, Yusdin merupakan anak pertama dari empat bersaudara yang merupakan tulang punggung keluarga.

Sejak kecil, Yusdin bercita-cita untuk menjadi anggota TNI. Bahkan, perilakunya seperti sikap disiplin juga terlihat dalam keseharian Yusdin.

“Sejak kecil dia bercita-cita jadi tentara Kopassus demi negara. 'Biar mati demi tugas negara', begitu diucapkan sejak dulu,” ucap Enni saat ditemui di rumah duka, di Desa Pongko, Kecamatan Walenrang Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Jumat (8/3/2019).

Yusdin juga dikenal sebagai tulang punggung kehidupan keluarganya dan membiayai pendidikan adik-adiknya.

“Selama ini sejak menjadi anggota TNI dialah yang membiayai kebutuhan hidup keluarga termasuk membiayai biaya kuliah dan sekolah adik adiknya,” kata Enni

Baca Juga: Panglima TNI Sebut Hadapi KKB di Papua Tak Harus Selalu Bertempur

3. Jenazah Serda Mirwariyadin disambut TNI di bandara

Jenazah Serda Mirwariyadin anggota TNI yang gugur di Nduga tiba di Lombok International Airport, Jumat (8/3/2019).Dok. Haris Jenazah Serda Mirwariyadin anggota TNI yang gugur di Nduga tiba di Lombok International Airport, Jumat (8/3/2019).

Jenazah Serda Mirwariyadin, anggota TNI yang gugur dalam kontak tembak di Nduga, Papua, akan dipulangkan ke rumah duka di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Duka cita yang sangat mendalam atas meninggalnya salah satu prajurit terbaik TNI Angkatan Darat yang berasal dari Bima, korban pada saat kontak tembak di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua," kata Danrem 162/Wira Bhakti, Kolonel CZI Ahmad Rizal Ramdhani, dalam rilis tertulis, Jumat (8/3/2019).

Jenazah Serda Mirwariyadin tiba di Lombok International Airport sekitar pukul 21.00 Wita, disambut upacara penyambutan oleh puluhan anggota TNI yang telah menunggu kedatangan almarhum.

Usai melakukan upacara, peti jenazah kemudian dimasukkan ke dalam mobil ambulans untuk dipulangkan ke kampung halamannya di Desa Nipa, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima, NTB.

Kepulangan jenazah menuju kampung halaman melalui jalur darat dengan pengawalan dari Denpomdam IX/2 Mataram.

Baca Juga: Isak Tangis Sambut Jenazah Anggota Kopassus yang Gugur Tertembak KKB

4. Jenazah Serda Bayu disambut isak tangis keluarga

?Jenazah anggota Kopassus, Serda Siswanto Bayu Aji (24) tiba di rumah duka di Desa Mojorebo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jateng, Jumat (8/3/2019) malam.KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO ?Jenazah anggota Kopassus, Serda Siswanto Bayu Aji (24) tiba di rumah duka di Desa Mojorebo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jateng, Jumat (8/3/2019) malam.

Jerit tangis keluarga pecah saat jenazah anggota TNI, Serda Siswanto Bayu Aji (24), tiba di rumah duka di Dusun Pateh, Desa Mojorebo, Kecamatan Wirosari, Grobogan, Jawa Tengah, Jumat (8/3/2019) pukul 21.00 WIB.

Jenazah personel Kopassus itu diantar menumpang mobil ambulans TNI menuju kediaman orangtuanya dengan pengawalan ketat.

Sejumlah kerabat dan tetangga yang sudah lama menunggu pun tak kuasa meneteskan air mata saat menyambut jenazah Bayu yang tertutup peti berbalut bendera merah putih itu.

Nampak Ibunda Bayu, Safitri syok. Ia pingsan setelah menangis histeris melihat jenazah Bayu.

Kedatangan jenazah Bayu juga disambut oleh sejumlah personel TNI dari segala unsur baik dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Pun demikian perwakilan pihak Polri juga berdatangan ke rumah duka.

Baca Juga: "Saya Ikhlas, karena Putra Saya Gugur demi Negara"

5. Serda Bayu berencana menikah usai tugas dari Papua

Suraidi Iskandar menunjukkan foto putranya, Serda Siswanto Bayu Aji (24), berdampingan dengan kekasihnya, Gilang, saat ditemui di rumah duka di Desa Mojorebo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jateng, Jumat (8/3/2019).KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO Suraidi Iskandar menunjukkan foto putranya, Serda Siswanto Bayu Aji (24), berdampingan dengan kekasihnya, Gilang, saat ditemui di rumah duka di Desa Mojorebo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jateng, Jumat (8/3/2019).

Serda Siswanto Bayu Aji (24) berencana akan menikah sepulang dari tugas di Papua.

Hal itu dikisahkan Suraidi Iskandar, sang ayah, saat ditemui Kompas.com di rumah duka di Desa Mojorebo, Kecamatan Wirosari, Grobogan, Jateng, Jumat (8/3/2019) malam.

"Bayu lama berpacaran dengan Gilang tetangga desa. Sejak SMA hingga saat ini. Gilang seorang perawat. Dia rela menunggu Bayu meski ditinggal kerja jadi sopir di perusahaan batu bara di Kalimantan hingga menjadi anggota TNI," kata Suraidi.

"Kami berencana menikahkan keduanya sepulang Bayu bertugas di Papua. Namun, Sang Khalik telanjur menjemputnya," kata Suraidi.

Baca Juga: Anggota Kopassus yang Gugur Ditembak KKB Berencana Segera Menikah 

6. Suraidi, ayah Serda bayu, dapat firasat saat shalat tahajud

Suraidi Iskandar menunjukkan foto anaknya, Serda Siswanto Bayu Aji (24) saat ditemui di rumah duka di Dusun Pateh, Desa Mojorebo, Kecamatan Wirosari, Grobogan, Jateng, Jumat (?8/3/2019).KOMPAS.com/PUTHUT DWI PUTRANTO Suraidi Iskandar menunjukkan foto anaknya, Serda Siswanto Bayu Aji (24) saat ditemui di rumah duka di Dusun Pateh, Desa Mojorebo, Kecamatan Wirosari, Grobogan, Jateng, Jumat (?8/3/2019).

Suraidi Iskandar mengatakan, dirinya mendapat firasat aneh saat sedang shalat tahajud. Menurutnya, firasat tersebut benar-benar menggetarkan jiwanya.

"Saat saya tahajud, berkali-kali saya mendengar bisikan kalimat. Seperti ini kalimatnya: TNI kalau gugur saat bertugas Insya Allah dimakamkan di makam Pahlawan. Kalimat itu dulu sering diucapkan Bayu kepada saya saat mengobrol. Saya langsung takut menerima firasat itu. Sedangkan dia bertugas dan saya tak mau menganggunya," terang Iskandar.

Iskandar mengaku terakhir berkomunikasi dengan Bayu pada akhir Februari 2019. Sejak saat itu Ayahanda dan Ibunda Bayu terus saja menanti kabar melalui sambungan telepon dari Bayu. Ternyata penantian panjang itu pun berakhir pilu.

Baca Juga: Firasat Aneh Ayah Serda Bayu Saat Shalat Tahajud: Saya Mendengar Bisikan...

Sumber: KOMPAS.com (Puthut Dwi Putranto Nugroho, Karnia Septia, Amran Amir)

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com