Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Firasat Aneh Ayah Serda Bayu Saat Shalat Tahajud: Saya Mendengar Bisikan...

Kompas.com - 09/03/2019, 11:25 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Kepergian anggota Kopassus, Serda Siswanto Bayu Aji (24) meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga. Dia menjadi salah satu dari tiga anggota TNI yang gugur saat kontak senjata dengan Kelompok Kriminal BErsenjata (KKB) di Nduga, Papua, pada Kamis (7/3/2019).

Pada Jumat (8/3/2019) malam sekitar pukul 21.00 WIB, jenazah Bayu, sapaan akrabnya, sampai di rumah duka di Desa Mojorebo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Kedatangan jenazah Bayu disambut isak tangis sejumlah rekan, kerabat dan keluarganya.

Bayu adalah anak semata wayang putra pasangan Suraidi Iskandar dan Sufitri. Di mata keluarga, Bayu berkepribadian baik dan santun terhadap siapapun. Sebagai anak tunggal, Bayu tak pernah sedikit pun merepotkan orangtuanya. Bayu dikenal juga sebagai sosok yang supel, pekerja keras dan mandiri.

Baca juga: Anggota Kopassus yang Gugur Ditembak KKB Berencana Segera Menikah

Walaupun berduka, sang ayah mengaku mengikhlaskan kepergian anak semata wayangnya yang sedianya segera menikah dengan kekasihnya semenjak SMA, sepulangnya dari tugas di Papua.

Suraidi Iskandar mengatakan jika sebelum peristiwa nahas menimpa putranya, dia semacam mendapat firasat aneh saat sedang shalat tahajud, ibadah sunah shalat di waktu sepertiga malam terakhir.

Menurut Iskandar, firasat yang dialaminya menggetarkan jiwanya.

Baca juga: Saya Ikhlas, karena Putra Saya Gugur demi Negara

"Saat saya tahajud, berkali-kali saya mendengar bisikan kalimat. Seperti ini kalimatnya: TNI kalau gugur saat bertugas Insya Allah dimakamkan di makam Pahlawan. Kalimat itu dulu sering diucapkan Bayu kepada saya saat mengobrol. Saya langsung takut menerima firasat itu. Sedangkan dia bertugas dan saya tak mau menganggunya," terang Iskandar.

Iskandar mengaku terakhir berkomunikasi dengan Bayu pada akhir Februari 2019. Sejak saat itu Ayahanda dan Ibunda Bayu terus saja menanti kabar melalui sambungan telepon dari Bayu. Ternyata penantian panjang itu pun berakhir pilu.

Baca juga: Tiba di Luwu, Jenazah Anggota Kopassus yang Gugur di Nduga Disambut Isak Tangis Keluarga

"Menunggu kabar enggak kunjung datang, malah kabar kematian Bayu yang kami terima. Kami berusaha ikhlas karena anak saya anak yang baik dan gugur menjalankan tugas untuk negara," pungkas pensiunan Kepala SDN 3 Mojorebo, Wirosari, Grobogan ini.

Pantauan Kompas.com, di rumah duka yang berada di pinggir jalan raya itu dipenuhi karangan bunga. Seperti karangan bunga yang dikirim dari Panglima TNI, Danjen Kopassus, Pangdam IV Diponegoro, Danrem, dan Dandim 0717 Purwodadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com