Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Ikhlas, karena Putra Saya Gugur demi Negara"

Kompas.com - 08/03/2019, 19:45 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

GROBOGAN, KOMPAS.com - Anggota TNI asal Dusun Pateh, Desa Mojorebo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Serda Siswanto Bayu Aji (24), gugur setelah terlibat baku tembak dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Nduga, Papua, Kamis (7/3/2019). 

Rumah duka korban, yang berada di pinggir jalan raya telah dipenuhi karangan bunga, di antaranya karangan bunga dari Panglima TNI, Danjen Kopassus, Pangdam IV Diponegoro, Danrem, dan Dandim 0717 Purwodadi. 

Serda Siswanto yang berasal dari kesatuan Kopassus tersebut merupakan anak semata wayang, putra dari pasangan Suraidi Iskandar dan Sufitri.

Kabar gugurnya Bayu, sapaannya itu, membuat keluarganya di kampung halaman berduka.

Baca juga: Ketua DPR Minta Pemerintah Tambah Kekuatan TNI di Papua setelah Serangan KKB

"Saya sebelumnya mendengar informasi itu, namun saya baru percaya setelah Pak Danramil Wirosari menyampaikan kabar duka tersebut ke rumah, menjelang isya. Saya ikhlas, karena putra saya gugur demi negara," tutur Ayahanda Bayu, Iskandar, saat ditemui di rumahnya, Jumat (8/3/2019).

Menurut Iskandar, selama tugas di Papua, Bayu acap kali memberi kabar kepada keluarga melalui sambungan telepon. Di mata keluarga, Bayu dikenal berkepribadian baik dan rajin beribadah.

"Selama tugas di Papua, Bayu sering menelepon memberi kabar. Saya tidak pernah menghubungi lebih dulu karena takut mengganggu tugasnya. Bayu berangkat tugas ke Papua sekitar dua bulan lalu. Bayu anak yang baik dan tidak neko-neko. Shalatnya rajin," ungkap dia.

Jenazah Bayu, sambung Iskandar, dijadwalkan tiba di kampung halamannya di Grobogan pada Jumat (8/3/2019) malam.

Jenazah Bayu diterbangkan dari Papua menuju Jakarta terlebih dahulu untuk dilaksanakan prosesi penghormatan terakhir dari kesatuannya. Setelah itu, jenazah diberangkatkan menuju Bandara Adi Sumarmo, Solo.

Dari Solo, jenazah Bayu menempuh perjalanan darat menuju rumah duka. Untuk pemakaman, kata Iskandar, direncanakan akan dilakukan pada Sabtu (9/3/2019) pukul 09.00 WIB.

"Kira-kira malam sampai rumah duka. Malam ini jenazah akan disemayamkan di rumah duka. Pemakaman besok pagi di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bakti Purwodadi,” ujar dia.

Kontak senjata antara pasukan TNI yang tergabung dalam Satgas Penegakan Hukum (Satgas Gakkum) dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terjadi di Nduga, Papua, Kamis (7/3/2019).

Baca juga: 6 Fakta Penyerangan KKB di Nduga, 3 Prajurit TNI Gugur hingga Pelaku Kriminal Gunakan Senjata Militer

Dalam rilis Kodam XVII/Cendrawasih yang diterima Kompas.com, pasukan TNI Satgas Gakkum berkekuatan 25 orang tersebut baru tiba di Distrik Mugi dalam rangka mengamankan jalur pergeseran pasukan pengamanan pembangunan infrastruktur Trans Papua Wamena-Mumugu di Kabupaten Nduga.

Tiba-tiba, pasukan diserang secara mendadak oleh sekitar 50-70 orang KKB bersenjata campuran, baik senjata standar militer maupun senjata tradisional seperti panah dan tombak. Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 08.00 WIT.

“Pasukan berusaha melakukan perlawanan sehingga berhasil menguasai keadaan dan berhasil memukul mundur kelompok KKSB sampai menghilang ke dalam hutan belantara,” kata Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf M Aidi.

Aidi mengatakan, serangan tersebut mengakibatkan tiga prajurit TNI gugur. Namun, pihaknya memperkirakan sekitar 7-10 orang KKB juga tewas dalam kontak senjata tersebut.

Pihak TNI menyita lima pucuk senjata milik KKB. 

“Ada juga satu orang mayat ditemukan, diduga merupakan salah satu anggota kelompok KKB. Dari peristiwa kontak senjata itu juga setidaknya 7-10 orang anggota KKB yang tewas. Namun, mayatnya berhasil dibawa kabur oleh teman-temannya,” ujar Aidi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com