Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Andik Baso Tidur di Kolong Rumahnya yang Dikepung Api Karhutla

Kompas.com - 08/03/2019, 14:10 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

"Rencana tanam lagi. Kalau sagu ini kan bisa sekali tanam kayak pisang. Tebang satu batang, masih banyak anak-anaknya. Tapi kan kalau sudah terbakar seperti ini mati semua," kata Andik.

Baca juga: Ratusan Hektar Kebun Sagu, Karet dan Kelapa di Meranti Terbakar Akibat Karhutla

Namun, dia berharap perhatian pemerintah untuk membantu pengelolaan sagu tersebut.

"Ya harapan kita, kalau bisa dibantu beli racun rumput saja sudah syukur," ucap Andik.

Solusi

Sementara itu, Pj Kepala Desa Tebun Syahroni sebelumnya mengaku akan mencarikan solusi untuk membantu warga untuk mengolah kebun sagu kembali.

"Tentu kita carikan solusinya. Karena penghasilan masyarakat di sini dari sagu, kelapa dan karet," kata Syahroni saat diwawancarai Kompas.com, Rabu (6/3/2019) lalu.

Dia menyebutkan, beberapa waktu lalu pihaknya ada mengajukan permohonan bantuan bibit sagu ke Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti sebanyak 18.000 batang bibit.

"Kalau ini disetujui oleh Dinas Perkebunan, ini akan bisa membantu para petani," tuturnya.

Baca juga: Cegah Karhutla, Masyarakat Diminta Tak Buang Puntung Rokok di Lahan Gambut

Sementara itu, menurut dia, kebun masyarakat yang terbakar akibat dampak karhutla, luasnya mencapai ratusan hektar.

"Sekitar 100 hektar ada. Itu kebun sagu, karet dan juga kelapa," kata Syahroni.

Untuk diketahui, kebakaran hutan dan lahan di kabupaten Kepulauan Meranti terjadi sejak sepekan yang lalu.

Lokasi kebakaran terdapat di Kecamatan Rangsang dan Kecamatan Tebing Tinggi Timur.

Hingga saat ini, petugas gabungan dari BPBD, TNI, kepolisian, BPBD, Manggala Agni dan masyarakat, masih melakukan pemadaman dan pendinginan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com