Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ndalem Gondosuli, Pusat Edukasi Sekaligus Museum Kekinian Batik di Solo

Kompas.com - 08/03/2019, 11:47 WIB
Labib Zamani,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com – Ndalem Gondosuli di Kecamatan Laweyan merupakan salah satu tempat edukasi, workshop atau pelatihan dan sekaligus museum kekinian tentang batik di Kota Solo, Jawa Tengah.

Bangunan bergaya Art Deco ini didirikan oleh KRHT Heru Notodiningrat.

Pendirian Ndalem Gondosuli dilatarbelakangi atas keprihatinan Heru terhadap minimnya perajin batik tulis.

Disamping itu, juga untuk menguri-uri (melestarikan) budaya membatik, sekaligus mengentaskan pengangguran di daerah tertinggal di Indonesia.

Baca juga: Bupati Kulon Progo Ingin Kekhasan Batik Geblek Renteng Menghias Underpass di NYIA

Ndalem Gondosuli juga dijadikan sebagai pusat peluncuran galeri batik berbasis digital oleh Yayasan Batik Indonesia.

Puluncuran batik berbasis digital dilakukan bersamaan dengan peringatan Hari Batik Nasional pada tahun 2018.

Galeri batik digital di kampung batik Laweyan ini merupakan satu-satunya yang ada di Indonesia.

Peluncuran batik berbasis digital di Laweyan karena pertama kali diperkenalkan di Solo sekitar tahun 1.880an.

Baca juga: Dukung Peyandang Disabilitas, Ganjar Pakai Batik Karya Siswa SLB

Sales dan Marketing Manager Ndalem Gondosuli, Tri Maryani menyampaikan, Ndalem Gondosuli merupakan rumah galeri dan edukasi di kampung batik Laweyan.

Ndalem Gondosuli sering menjadi tempat tujuan wisatawan yang ingin belajar membantik. Mereka yang datang tidak hanya dari Solo, namun juga dari luar Solo.

Menariknya, setiap ada pengunjung atau wisatawan yang datang ke Ndalem Gondosuli selalu disambut dengan tarian membatik.

Tarian membatik untuk menyambut pengunjung atau wisatawan yang datang di Ndalem Gondosuli, Laweyan, Solo, Jawa Tengah.KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Tarian membatik untuk menyambut pengunjung atau wisatawan yang datang di Ndalem Gondosuli, Laweyan, Solo, Jawa Tengah.
Tarian ini diperagakan oleh seorang perempuan yang mengenakan kain yang telah diberi motif batik. Sementara penari pria menggoreskan cat warna ke kain tersebut secara bergantian diiringi musik.

"Ndalem Gondosuli akan menjadi pusat edukasi membatik dari tingkat kampung hingga umum," katanya, Jumat (8/3/2019).

Baca juga: Sandiaga Ingin Kampung Batik Laweyan Jadi Inspirasi Perekonomian Indonesia

Dia menambahkan, Ndalem Gondosuli dilengkapi lounge, museum batik, bunker, photo booth, meeting room, dan artspace yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan budaya dan kesenian bagi seniman maupun masyarakat serta galeri batik. Untuk galeri batik ini nantinya khusus untuk mendisplay batik premium.

“Dengan penonjolan konsep bangunan Art Deco, Ndalem Gondosuli akan menjadi destinasi wisata belanja dan edukasi,” ungkapnya.

Sasar generasi muda

Sebelumnya, pemilik Ndalem Gondosuli KRHT Heru Notodiningrat mengatakan, alasan menjadikan Ndalem Gondosuli sebagai galeri batik digital agar generasi muda mau belajar tentang membatik.

Pasalnya, galeri batik ini menjelaskan tentang pembelajaran membatik mulai dari lahir hingga meninggal.

Baca juga: Batik Telor Ceplok dan Iron Man Karya Ridwan Kamil Mulai Dijual

“Kami terbuka siapa pun yang mau belajar tentang batik bisa datang ke sini. Karena tugas kami adalah untuk menguri-uri batik sebagai warisan budaya tak benda. Siapa pun bisa mengakses melalui galeri batik digital,” terangnya.

Menurut Heru, peluncuran galeri batik digital di Ndalem Gondosuli sejalan dengan pencanangan pendidikan karakter oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Masyarakat maupun generasi muda yang ingin belajar membatik bisa datang ke Ndalem Gondosuli.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com