Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerap Berteriak Saat Malam Hari, Pemuda Ini Dipasung Selama 10 Tahun

Kompas.com - 07/03/2019, 11:54 WIB
Junaedi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Nasib malang ini dialami Saharuddin (26 tahun), pemuda asal Desa Tenggelang, Kecamatan Luyo, Kabupaten Polewali Mandar.

Selama 10 tahun lamanya bungsu dari lima bersaudara pasangan Haji Sannang dan Nur Rusiah ini, harus menjalani hidup dengan kondisi memprihatinkan.

Tangan dan kakinya dibelenggu dengan rantai besi dan gembok hingga ia tak bisa leluasa bergerak.

Pihak keluarga mengaku terpaksa memasung anaknya di sebuah gubuk kecil yang dibangun di samping rumahnya lantaran khawatir anaknya bisa membahayakan keselamatan orang lain di sekitarnya.

Baca juga: Dipasung Selama 12 Tahun, Tarsa Ingin Balok di Kakinya Dibongkar

 

Saharuddin diketahui kerap berteriak-teriak pada malam hari hingga mengganggu sanak tetangga.

“Terpaksa kami rantai karena takut, jangan sampai dia mengganggu atau dipukul orang jika dibiarkan berkeliaran bebas karena kondisinya yang tidak sehat,“ kata sang ibu Nur Rusiah, kepada wartawan, Rabu, (6/3/19).

Menurut Nur Rusiah anak dulu pernah dibawah ke Makassar untuk berobat. Ia sempat sembuh beberapa saat sebelum akhirnya kembali mengalami gangguan kejiawaan.

Pihak keluarga mengaku tak mau lagi membawa anaknya ke rumah sakit jiwa lantaran tidak punya biaya. Saharuddin juga diketahui pernah kabur dari rumah sakit saat ia menjalani perawatan.

Baca juga: Polisi Periksa Kejiwaan Ibu yang Cabuli 5 Anak di Aceh Utara

Menurut sang ibu, Saharuddin diduga mengalami gangguan kejiwaan saat mendalami ilmu keagamaan.

Mulanya ia belajar ilmu agama, tiba-tiba dia selalu merasa ketakutan, hingga kerap bepergian yang tidak jelas tujuannya.

Saharuddin makin bahkan kerap marah dan memukuli orang di rumahnya termasuk ibunya kerap tanpa ada alasan jelas.

Selain menempuh pengobatan medis, pihak keluarga juga pernah meminta bantuan orang pintar dengan harapan Saharuddin bisa sembuh dari penyakitnya.

Baca juga: Alami Gangguan Jiwa dan Dipasung 14 Tahun, Eduardus Akhirnya Sembuh

“kami sudah lakukan berbagai macam cara agar Saharuddin bisa sembuh, bahkan sudah 44 orang pintar yang kami mintai pertolongan, tetapi hasilnya masih sama,” jelas Nur Rasiah. 

Abdul Sukur, tetangga Nur Rasiah, mengaku prihatin dengan kondisi Saharuddin. Dia mengenang sosok Saharuddin sebelumnya merupakan pria yang ramah dan periang.

Abdul berharap agar pemerintah setempat bisa memberikan perhatian serius sehingga kondisi Saharuddin bisa kembali normal seperti sedia kala.

“kami tentunya sangat mengharapkan agar pemerintah tidak berhenti memberikan perhatian, karena jika terus menerus dibiarkan dalam kondisi seperti ini, maka hampir dapat dipastikan kondisi kejiwaannya bukannya sembuh, tapi akan semakin memburuk,“ harapnya.

Baca juga: Perempuan Berprestasi Itu Kini Harus Dipasung

Pantauan Kompas.com di lokasi, Saharuddin dirantai pada sebuah pondok berukuran tidak lebih dua kali dua meter. Gubuk ini dibangun khusus untuk Saharuddin di belakang rumahnya.

Pondok yang lebih mirip dengan kandang ayam ini, tidak memiliki dinding, bahkan hanya bagian tengahnya yang diberi lantai menggunakan beberapa lembar papan.

Pihak keluarga mengaku, Saharuddin sudah dipasung di tempat ini sejak sepuluh tahun terakhir. Di tempat inilah saharuddin menjalani aktivitas sehari-hari, tidak hanya makan dan tidur, tetapi juga mandi dan buang kotoran. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com