Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PMI Adakan Pengobatan dan Cek Kesehatan Gratis Khusus Tukang Becak

Kompas.com - 06/03/2019, 15:28 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surakarta mengadakan pengobatan dan pengecekan kesehatan gratis kepada tukang becak di Kota Solo, Jawa Tengah.

Kegiatan sosial ini merupakan bentuk keprihatinan PMI Surakarta terhadap kondisi kesehatan tukang becak.

Belum lama ini juga ditemukan tukang becak meninggal di becaknya lantaran sakit.

Sekretaris PMI Surakarta Sumartono Hadinoto atau yang akrab disapa Martono menyampaikan, pengobatan dan pengecekan kesehatan tersebut telah dimulai sejak Selasa (4/3/2019) malam, setelah dirinya menerima kiriman foto dari grup WhatsApp.

Foto itu dilengkapi dengan tulisan "Kasihan bapak pengemudi becak, dua meninggal di atas becaknya".

Baca juga: 7 Fakta Tukang Becak Divonis 1,5 Tahun Penjara, Korban Tabrak Lari hingga Anak Terancam Putus Sekolah

Setelah menerima kiriman foto itu, Martono merasa tergugah dan kemudian mengirimkan foto tersebut ke grup WhatsApp PMI Surakarta.

Malam itu juga, kata Martono, relawan PMI Surakarta langsung bergerak untuk melakukan pengobatan dan pengecekan kesehatan tukang becak di Solo.

“PMI, khususnya Solo ini kan apa yang kami dapat, kami kembalikan ke masyarakat penerima manfaat. Setelah saya upload, langsung semua pengurus PMI malam itu setuju dan melaksanakan pengobatan dan pengecekan kesehataan kepada tukang becak,” kata Martono kepada Kompas.com, di Solo, Jawa Tengah, Rabu (6/3/2019).

Menurut Martono, para tukang becak yang mengadu nasib di Solo sebagian besar berasal dari luar Solo. Mereka setiap hari tidur di becaknya.

Bahkan, hujan mereka tetap berada di becaknya. Sehingga mereka tidak begitu memperhatikan kesehatannya.

Beberapa di antara mereka setelah dicek kesehatannya ditemukan penyakit myalgia atau penyakit yang muncul pada bagian otot.

“Selain itu ada yang terserang ISPA (infeksi saluran pernapasan atas), dyspepsia, hipertensi, dan diabetes mellitus (DM). Ini kami temukan setelah kami mengadakan cek kesehatan tukang becak di area Stasiun Jebres hingga depan RS dr Oen,” jelas dia.

Dia menjelaskan, pengobatan dan pengecekan kesehatan tukang becak ini akan terus dilakukan secara terus-menerus.

Tukang becak yang memiliki riwayat penyakit menahun seperti diabetes, hipertensi dan lainnya akan dibantu pengobatannya karena mereka harus setiap hari mengkonsumsi obat.

“Tukang becak yang warga Solo tentu bisa menggunakan KIS supaya lebih ringan pengobatannya. Kalau yang dari luar Solo kami bantu berikan pemahaman, pembelajaran supaya mereka bisa mencari BPJS di daerahnya. Tapi, kalau penyakitnya akut seperti kasus diabetes basah dan beberapa diamputasi kami rapatkan obat jalan ke PMI sambil diurus BPJS/KIS kalau belum punya,” katanya.

Lebih jauh, Martono menjelaskan, sudah ada sejumlah tempat yang dijadikan sebagai lokasi pengobatan dan pengecekan kesehatan bagi para tukang becak.

Antara lain, Stasiun Purwosari (8 Maret 2019), Stasiun Solo Balapan (9 Maret 2019), Solo Grand Mal (11 Maret 2019), Pasal Legi (12 Maret 2019). Adapun pengobatan dan pengecekan dimulai pukul 13.00 – 15.00 WIB.

“Dalam pengobatan dan pengecekan kesehatan ini kita sediakan dua perawat, satu dokter, satu farmasi, dua relawan, satu driver, dan sibat. Kalau ditemukan ada yang mempunyai penyakit akut kami utamakan terlebih dahulu supaya segera sehat. Baru kami berikan pentingnya menjaga kesehatan,” tambahnya.

Kompas TV Pengayuh becak yang jadi korban tabrak lari, divonis penjara 18 bulan. Kisahnya sempat viral di media sosial. Kini, istri pengayuh becak, menggantikannya menjadi tulang punggung untuk menghidupi kelima anaknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com