Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis Parepare Anggap Pernikahan Dini Eksploitasi terhadap Anak

Kompas.com - 05/03/2019, 22:36 WIB
Suddin Syamsuddin,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


PAREPARE, KOMPAS.com – Pernikahan di bawah umur yang sempat viral di media sosial Sulawesi Selatan, antara AA (16) dan DA (14), dianggap oleh aktivis sebagai eksploitasi terhadap anak

Aktivis Pemerhati Anak Kota Parepare, Rahmat S Lulung menilai, pernikahan dini adalah hal yang tak bisa dibenarkan menurut aturan perundang-undangan.

Pernikahan dini itu eksploitasi terhadap anak, orangtua, pihak-pihak yang menikahkan itu tidak mematuhi aturan yang berlaku. Terlepas dari alasan mereka mengharuskan mereka menikahkan anaknya,” kata Rahmat, Selasa (5/3/2019).

Baca juga: Viral, Remaja di Bawah Umur dari Parepare, Resmi Menikah

Rahmat menyebut, selain karena faktor adat, pihak orangtua juga segera menikahkan anak mereka karena alasan yang beragam.

“Menikah sejak dini, termasuk larangan dari undang-undang, pemerintah melarang, selain karena kondisi kesehatan sang wanita, juga faktor laki-laki yang masih sulit menafkahi keluarga, juga karena alasan masih labilnya cara berpikir manusia yang masih sangat belia," ujar Rahmat.

Sementara itu, Aktivis Perlindugan Perempuan dan Anak Kota Parepare, Sulawesi Selatan, Andi Nilha Ridha mengaku, telah melakukan pendampingan terhadap kedua anak yang menikah sejak dini.

“Kami sementara fokus melakukan pendampingan terhadap keduanya," ujar Nilha, melalui pesan singkat WhatsApp.

Baca juga: Pernikahan Dini Berujung Maut, Seorang Istri Tewas Dianiaya Suami

Kepala Kecamatan Bacukiki Barat, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, Iskandar Nusu, saat melakukan kunjungan ke rumah kedua anak itu mengaku, akan melakukan pemantauan terhadap kedua pasangan suami istri muda itu.

Khususnya kepada remaja pria, agar segera mendapatkan pekerjaan dan bisa menafkahi keluarga.

“Menurut ibu dari anak itu, anaknya kini putus sekolah. Pihak keluarga berencana akan mengajarkan anak-anak mereka bercocok tanam agar bisa belajar menafkahi keluarga kelak. Dari pemerintah kami rencananya mengajak anak itu, agar bisa mengikuti kegiatan belajar luar sekolah, atau semacam pelatihan ketenagakerjaan," ujar Iskandar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com